
Pantau - Penyelidikan kecelakaan pesawat Boeing 737-800 yang menewaskan 179 penumpang dan awak di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) terus berlanjut pada Senin (30/12/2024), dengan fokus pada kemungkinan tabrakan dengan burung.
Meskipun mungkin memakan waktu berbulan-bulan untuk menganalisis data perekam penerbangan yang rusak dalam kecelakaan ini, para penyelidik sedang menyelidiki kemungkinan menabrak burung di Bandara Internasional Muan, yang terletak 288 km di sebelah barat daya ibu kota Seoul.
Bandara itu berada dekat dengan habitat burung migrasi yang dikenal di Provinsi Jeolla Selatan. Negara ini juga telah mengumumkan berkabung nasional, dengan hampir seluruh acara Tahun Baru dibatalkan.
Sebagian besar korban, 157 dari 179, berasal dari daerah metropolitan Gwangju dan Provinsi Jeolla Selatan, sementara dua lainnya berasal dari Thailand, tempat pesawat itu terbang sebelum menuju Korea Selatan.
Identitas 141 korban telah teridentifikasi. Satu penumpang dan satu awak pesawat berhasil diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang jatuh menabrak dinding bandara.
Ini merupakan kecelakaan penerbangan terburuk yang melibatkan maskapai domestik Jeju Air di Korea Selatan sejak kecelakaan pesawat Korean Air di Guam pada tahun 1997 yang menewaskan 225 orang.
Menurut laporan, pilot Jeju Air menginformasikan kepada pengendali lalu lintas udara bahwa pesawat penumpang "mengalami tabrakan dengan burung sebelum kecelakaan terjadi."
Baca juga:
- Korsel Tetapkan 7 Hari Berkabung Nasional usai Kecelakaan Maut Jeju Air
- Korban Tewas Bertambah Menjadi 176 Orang, 22 Korban Jeju Air Terindentifikasi
Dikabarkan pula "hanya satu orang yang bertugas mencegah tabrakan dengan burung" ketika kecelakaan itu terjadi.
Yonhap News melaporkan, otoritas Korea Selatan akan bekerja sama dengan tim dari Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS), serta pejabat dari Boeing, untuk mendukung penyelidikan ini.
"Perekam data penerbangan tersebut kemungkinan akan dikirim ke AS untuk dekripsi oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB)," kata pejabat di Seoul.
Meskipun penyelidikan awal mengarah pada kegagalan ketiga roda pendarat, menurut Korea Herald, sebuah laporan yang dipesan oleh pemerintah pada tahun 2020 telah "memperingatkan pemerintah tentang masalah tabrakan dengan burung" di Bandara Internasional Muan.
Laporan itu menyebutkan, ada "bahaya substansial tabrakan burung saat pesawat lepas landas atau mendarat" di bandara itu dan menyerukan sederet langkah untuk mengurangi risiko tersebut.
Pada Senin (30/12/2024), penerbangan Jeju Air kedua kembali ke bandara setelah lepas landas "karena masalah yang sama dengan roda pendarat," meskipun seluruh penumpang selamat.
Pihak berwenang juga telah memerintahkan pemeriksaan terhadap seluruh pesawat Boeing 737-800 yang digunakan oleh maskapai penerbangan di negara tersebut.
Sumber Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Wira Kusuma