
Pantau - Setidaknya 61.500 orang terpaksa mengungsi setelah gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,8 mengguncang Kota Xigaze, Tibet, pada Selasa (7/1/2025).
Media pemerintah China melaporkan, gempa ini berpusat di Tsogo Township, Kabupaten Dingri, Wilayah Otonomi Xizang (nama lokal Tibet), pada kedalaman 10 km pukul 09.05 pagi waktu setempat.
Gempa tersebut merenggut 126 nyawa dan melukai lebih dari 188 orang, serta memicu kerusakan besar pada properti publik maupun pribadi.
Ribuan Pasukan Dikerahkan
Lembaga pemerintah China yang bertanggung jawab atas pengurangan bencana gempa bumi nasional melaporkan wilayah ini mengalami total 1.211 gempa susulan sejak gempa utama terjadi.
Lebih dari 3.600 rumah rusak akibat bencana ini. Untuk membantu evakuasi, sekitar 14.000 personel, termasuk tentara dari People’s Liberation Army, dikerahkan ke lokasi.
Baca juga:
- Gempa Hebat di Tibet Tewaskan 126 Orang dan Runtuhkan Ribuan Rumah
- Bantuan Terus Dikirim untuk Korban Gempa Tibet
Di tengah suhu beku, pemerintah mendirikan tenda dan dapur umum khusus bagi warga yang kehilangan tempat tinggal di wilayah yang dikenal sebagai "atap dunia" ini.
Respons Cepat Pemerintah China
Beijing mengaktifkan layanan darurat level-II untuk bencana ini. Semua jalan yang rusak telah diperbaiki dan bisa diakses, sementara layanan listrik serta komunikasi juga dipulihkan.
Pemerintah China menyampaikan terima kasih kepada negara-negara asing dan organisasi internasional atas solidaritas mereka terhadap bencana ini.
Dukungan dari Luar Negeri
Di India, ratusan pengungsi Tibet berkumpul di Dharamshala, Himachal Pradesh, untuk menggelar doa dan nyala lilin sebagai bentuk dukungan kepada korban di Tibet.
Acara serupa juga diadakan di Distrik Leh, Ladakh, yang berbatasan langsung dengan China. Gempa ini menjadi pengingat keras tentang kerentanan wilayah pegunungan seperti Tibet terhadap bencana alam.
- Penulis :
- Khalied Malvino