
Pantau - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan, sekitar 15 bulan yang lalu, ia mendesak Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghindari serangan masif yang menyasar warga sipil di Gaza.
Baca juga: BREAKING NEWS: Netanyahu Umumkan Kesepakatan Pemulangan Sandera Gaza
"Anda tidak bisa mengebom seluruh komunitas ini," ujar Biden kepada Netanyahu dalam percakapan singkat setelah perang Gaza dimulai pada Oktober 2023, menurut klaim yang disampaikan Biden.
Biden menuturkan, sebagai respons, Netanyahu membandingkan situasi tersebut dengan Perang Dunia II, ketika AS membom Berlin dan menjatuhkan bom nuklir.
"Itulah mengapa kita membentuk PBB," kenang Biden dalam wawancara dengan MSNBC, dikutip Jumat (17/1/2025).
Baca juga: Ben-Gvir Ngotot Mundur jika Gencatan Senjata Gaza Disahkan Kabinet Israel
"Dan dia (Netanyahu) membuat argumen yang sah, cara pandangnya, dan berkata, 'Lihat, ini adalah orang-orang yang membunuh rakyat saya'," ujarnya saat berbicara kepada pers sebelum berangkat dari Gedung Putih pada Senin (13/1/2025).
Presiden AS itu telah menerima banyak kritik karena dianggap kurang memberi tekanan kepada Netanyahu untuk menghentikan atau membatasi serangan mematikan Israel di Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah mengakibatkan hampir 47.000 korban jiwa dan lebih dari 110.000 luka-luka, kebanyakan di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Baca juga: Hamas Bantah Klaim Netanyahu soal Komitmen Gencatan Senjata
Serangan tersebut juga menghancurkan banyak infrastruktur penting di Gaza, seperti sekolah, masjid, gereja, dan rumah sakit.
“Saya pikir dia (Netanyahu) berada dalam posisi yang sangat sulit, bahkan sekarang, membutuhkan banyak keberanian untuk menghadapi koalisinya, karena mereka bisa memilihnya keluar dari jabatan besok," jelasnya.
Sebagai catatan, Netanyahu memimpin Israel dengan mayoritas tipis yang diperoleh dari koalisi partai-partai.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino