
Pantau - Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff menyatakan, nyaris tak ada yang tersisa dari Gaza. Proses pembangunan kembali wilayah yang hancur akibat perang tersebut dapat menelan waktu 10 hingga 15 tahun.
Baca juga: Human Rights Watch: Perang Gaza Ancam Nyawa Ibu Hamil dan Bayi
Dalam wawancara dengan Axios pada Kamis (30/1/2025), setelah kunjungannya ke Jalur Gaza, Witkoff menggambarkan kondisi wilayah tersebut yang sangat memprihatinkan.
"Orang-orang bergerak ke utara untuk kembali ke rumah mereka, melihat apa yang terjadi, lalu berbalik dan pergi... tidak ada air dan listrik. Sangat mengejutkan betapa besar kerusakan yang terjadi di sana," ungkap Witkoff kepada Axios.
Witkoff, seorang investor real estate dan pendonor kampanye Trump yang memiliki hubungan bisnis dengan Qatar dan negara-negara Teluk lainnya, berada di wilayah tersebut demi mengawasi implementasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Baca juga: UNRWA: Serangan Israel Usir 1,9 Juta Warga Gaza
Penilaiannya muncul beberapa hari setelah Trump mengusulkan ide bahwa sejumlah negara Arab sebaiknya terlibat dan membangun "perumahan di lokasi lain di mana mereka (warga Gaza) mungkin bisa hidup damai untuk perubahan."
Setiap saran agar warga Palestina meninggalkan Gaza, wilayah yang mereka inginkan sebagai bagian dari negara merdeka, telah menjadi hal yang tabu bagi kepemimpinan Palestina selama beberapa generasi dan berulang kali ditolak oleh negara-negara tetangganya sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Witkoff mengungkapkan kepada Axios bahwa dia belum membahas dengan Trump soal ide memindahkan warga Palestina dari Gaza.
Sebuah penilaian kerusakan oleh PBB yang dirilis bulan ini menunjukkan, membersihkan lebih dari 50 juta ton puing yang tersisa setelah pemboman Israel dapat memakan waktu 21 tahun dan menelan biaya hingga US$1,2 miliar (setara Rp19,66 triliun).
Baca juga: Tragis! Fasilitas SOS Children’s Village di Gaza Rata dengan Tanah
Puing-puing tersebut diyakini terkontaminasi dengan asbes, dengan beberapa kamp pengungsi terdampak serangan selama perang diketahui dibangun dengan bahan tersebut.
Puing-puing itu juga kemungkinan mengandung sisa-sisa manusia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina memprediksi, sekitar 10 ribu mayat hilang di bawah puing-puing.
"Ada persepsi bahwa kita bisa mencapai rencana solid untuk Gaza dalam lima tahun. Tapi itu tidak mungkin. Ini adalah rencana pembangunan kembali 10 hingga 15 tahun," ujar Witkoff kepada Axios.
"Tidak ada yang tersisa berdiri. Banyak bahan peledak yang tidak meledak. Tidak aman untuk berjalan di sana. Sangat berbahaya. Saya tidak akan tahu ini tanpa pergi ke sana dan memeriksa," sambungnya.
Sumber: The Straits Times
- Penulis :
- Khalied Malvino