
Pantau - Badai dahsyat yang melanda Jalur Gaza memicu kerusakan parah pada sejumlah kamp pengungsian di Palestina, memperburuk penderitaan ribuan keluarga yang sudah kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel.
Baca juga: Badai Herminia Picu Krisis Energi dan Banjir di Eropa
Juru bicara Pemerintah Kota Gaza, Hosni Mahna, mengatakan hujan deras dan angin kencang telah menghancurkan banyak tempat penampungan darurat.
"Hujan deras dan angin kencang menerjang kamp-kamp pengungsi, menerbangkan puluhan tenda dan merendam banyak lainnya," ujar Mahna kepada Anadolu, Jumat (7/2/2025).
Mahna menegaskan, Gaza membutuhkan 120.000 tenda atau unit hunian layak secara mendesak untuk menampung para pengungsi.
Ia menambahkan, meski tim pemerintah kota terus memantau situasi, keterbatasan sumber daya akibat hancurnya infrastruktur membuat respons terhadap krisis ini semakin sulit.
"Apa yang kita saksikan saat ini adalah bencana kemanusiaan sesungguhnya. Keluarga-keluarga yang kehilangan rumah kini bertahan dalam kondisi tragis tanpa solusi nyata untuk melindungi mereka dari dinginnya musim dingin," ungkap Mahna.
Pemerintah Kota Gaza mendesak organisasi internasional dan kemanusiaan untuk segera bertindak dan membantu ribuan keluarga yang mengalami kesulitan luar biasa.
Badai ini semakin memperburuk situasi di Gaza yang sudah porak-poranda akibat perang. Pada 19 Januari 2025, gencatan senjata mulai berlaku setelah serangan Israel yang menewaskan lebih dari 47.500 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah di Gaza.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino