Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Senator AS Tolak Rencana Trump Ubah Gaza Jadi Real Estat

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Senator AS Tolak Rencana Trump Ubah Gaza Jadi Real Estat
Foto: Senator Bernie Sanders menyimak jalannya pemungutan suara Komite Keuangan Senat untuk pencalonan Robert Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS, Selasa (4/2/2025). (Getty Images)

Pantau - Senator independen Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders menolak pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump terkait masa depan Gaza.

Baca juga: Tekad Bulat Senator AS Blokir Penjualan Senjata ke Israel

Sanders menegaskan wilayah yang hancur akibat perang tersebut harus dibangun kembali untuk rakyat Palestina, bukan untuk kepentingan investor kaya.

"47.000+ warga Palestina tewas, 111.000 terluka," tulis Sanders di platform X pada Minggu (9/2/2025).

"Respons Trump? Usir paksa warga Palestina dan ubah Gaza menjadi ‘pengembangan real estat masa depan’. Tidak. Gaza harus dibangun kembali untuk rakyat Palestina, bukan untuk turis miliarder," sambungnya.

Komentar Sanders muncul setelah Trump dalam wawancara dengan Fox News yang tayang Senin (10/2/2025) dan menyatakan warga Palestina yang meninggalkan Gaza di bawah rencana kepemilikannya tak akan diizinkan kembali.

"Kami akan membangun komunitas yang aman sedikit jauh dari lokasi saat ini, di mana semua bahaya berada. Sementara itu, saya akan memiliki wilayah ini. Anggap saja ini sebagai pengembangan real estat untuk masa depan, ini akan menjadi tanah yang indah," beber Trump dalam wawancara Fox News.

Saat ditanya secara langsung apakah warga Palestina memiliki hak untuk kembali, Trump menjawab tegas, “Tidak, mereka tidak akan diizinkan kembali, karena mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik.”

Baca juga: Sanders: Tak Ada Lagi Pembenaran Israel Lanjutkan Serangan di Gaza!

Rencana Trump Soal Gaza Ditolak Dunia

Trump mengajukan proposal ini seiring gencatan senjata yang menghentikan perang Israel di Gaza setelah 15 bulan konflik. Namun, rencana itu ditolak secara luas di tingkat internasional.

Kendati demikian, Trump tetap bersikeras akan menjalankannya, bahkan mengklaim dapat memaksa Mesir dan Yordania menerima pengungsi Palestina—klaim yang telah dibantah oleh kedua negara dan juga oleh rakyat Palestina sendiri.

Proposal Trump memiliki kesamaan dengan ide yang sebelumnya dikemukakan menantunya, Jared Kushner, pada Maret 2024. Saat itu, Kushner menyebut properti di pesisir Gaza sebagai aset bernilai tinggi dan menyarankan agar warga Palestina dipindahkan.

"Properti tepi pantai Gaza bisa sangat bernilai jika orang fokus membangun mata pencaharian," ujar Kushner dalam wawancara di Universitas Harvard.

"Sayangnya, situasi di sana cukup buruk. Namun, dari perspektif Israel, saya akan berusaha memindahkan penduduknya dan membersihkannya," imbuhnya.

Kini, Gaza dalam kondisi hancur akibat serangan Israel, dengan lebih dari 47 ribu korba tewas dan hampir 2 juta warga mengungsi.

Separuh rumah di wilayah itu rusak atau rata dengan tanah, sementara penduduk menghadapi kelangkaan air bersih, makanan, obat-obatan, dan fasilitas sanitasi yang layak.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler