Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Tekad Bulat Senator AS Blokir Penjualan Senjata ke Israel

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Tekad Bulat Senator AS Blokir Penjualan Senjata ke Israel
Foto: Senator independen Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders. (Getty Images)

Pantau - Senator Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders menegaskan bakal melakukan segala cara untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.

“AS tidak boleh mengirim lebih banyak bom ke pemerintahan ekstremis (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, yang telah membunuh 45.000 orang; menghancurkan sistem perumahan, kesehatan, dan pendidikan Gaza; serta menyebabkan kelaparan dengan memblokir bantuan kemanusiaan,” ungkap Sanders di akun X-nya, melansir Anadolu, Selasa (7/1/2025).

"Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk menghentikan penjualan senjata ini," tambahnya.

Baca juga: Senator AS Tekankan Lagi soal Pengajuan UU Blokir Penjualan Senjata AS

Pernyataan ini muncul setelah Departemen Luar Negeri (Deplu) AS secara informal memberi tahu Kongres tentang rencana penjualan senjata senilai $8 miliar (setara Rp128 triliun) kepada Israel. Paket tersebut mencakup amunisi untuk jet tempur dan peluru artileri.

Rencana penjualan ini, yang masih membutuhkan persetujuan Kongres, meliputi rudal udara-ke-udara AIM-120C-8 AMRAAM untuk melawan ancaman udara, termasuk drone; peluru artileri 155mm; bom diameter kecil; hulu ledak 500 pon; sekering bom; dan peralatan terkait lainnya.

AS mendapat banyak kritik karena terus memberikan bantuan militer ke Israel. Hingga kini, lebih dari 45.650 warga Palestina—kebanyakan perempuan dan anak-anak—tewas di Jalur Gaza sejak serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: Senator AS Mau Ajukan UU Blokir Senjata ke Israel

Sementara itu, berdasarkan data Israel, hampir 1.200 orang tewas dalam serangan lintas batas tersebut.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia, mantan pejabat Departemen Luar Negeri, dan anggota parlemen Demokrat telah mendesak pemerintahan Biden untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel.

Mereka menilai langkah tersebut melanggar hukum AS, hukum internasional, serta hak asasi manusia. Israel membantah tuduhan tersebut.

Penulis :
Khalied Malvino