
Pantau - Negara-negara Arab dan Muslim semakin mempererat kontak mengenai situasi Gaza setelah rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk "mengambil alih" wilayah yang terkepung itu dan memaksa mengusir warga Palestina.
Baca juga: Senator AS Tolak Rencana Trump Ubah Gaza Jadi Real Estat
Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, berbicara melalui telepon dengan PM Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Selasa (11/2/2025) malam untuk membahas situasi terkini di Gaza.
Melalui akun X-nya, Rabu (12/2/2025), kedua pemimpin membahas pelanggaran yang disengaja oleh Israel terhadap perjanjian gencatan senjata yang bertujuan untuk "merusak" kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS.
"Saya menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk mendukung setiap inisiatif, termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, sambil berupaya mengakhiri pendudukan Israel dan pemukiman ilegal di Gaza," ungkap Anwar kepada Al Thani, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar.
Menlu Pakistan, Ishaq Dar, dan Menlu UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, juga melakukan percakapan telepon di hari yang sama untuk menyampaikan kekhawatiran terkait rencana Trump.
"Kedua pemimpin membahas situasi kemanusiaan yang sangat serius di Gaza dan menyatakan keprihatinan terhadap proposal untuk memindahkan atau merelokasi rakyat Palestina dari tanah leluhur mereka," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan.
Ishaq Dar menegaskan kembali dukungan Pakistan yang "tanpa ragu" terhadap hak-hak rakyat Palestina. Kedua pihak juga sepakat menjaga komunikasi erat guna mencapai solusi yang adil, komprehensif, dan berkelanjutan untuk masalah Palestina, tambah pernyataan itu.
Baca juga: Hamas Kecam Trump soal Rencana Membeli Gaza
Pada Selasa (11/2/2025), Mesir menyatakan sebuah kesepakatan awal telah tercapai untuk menggelar pertemuan darurat tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna menolak pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza.
Menlu Mesir, Badr Abdelatty, juga telah melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari negara-negara anggota OKI, termasuk Arab Saudi, Pakistan, Iran, serta Yordania, untuk membahas isu Palestina.
Trump secara berulang kali menegaskan keinginannya untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga, termasuk Mesir dan Yordania, sebuah gagasan yang ditolak secara luas oleh pemimpin Palestina dan negara-negara Arab.
Usulannya muncul seiring perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari 2025, menghentikan perang genosida Israel yang menewaskan lebih dari 48.200 orang sejak 7 Oktober 2023 dan meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya terhadap Gaza.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino