Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

AS Setujui Ekstradisi Tersangka Serangan Mumbai 2008

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

AS Setujui Ekstradisi Tersangka Serangan Mumbai 2008
Foto: Petugas pemadam kebakaran (Damkar) India berupaya memadamkan api yang membubung dari Hotel Taj Mahal di Mumbai pada 27 November 2008, setelah serangan militan yang mengguncang kota dan menewaskan 166 orang. (Getty Images)

Pantau - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui ekstradisi seorang tersangka dalam serangan militan 2008 di Mumbai yang menewaskan lebih dari 160 orang. Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusan ini dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Kamis (13/2/2025).

Baca juga: Siap Diadili, Bangladesh Minta India Sponsori Pemulangan Sheikh Hasina

Serangan yang berlangsung selama tiga hari itu menargetkan hotel, stasiun kereta, dan pusat komunitas Yahudi di Mumbai. Total 166 orang tewas dalam insiden yang dimulai pada 26 November 2008.

Pemerintah India menuduh kelompok militan berbasis di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, sebagai dalang di balik serangan tersebut. Namun, Pakistan membantah keterlibatannya.

"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa pemerintahan saya telah menyetujui ekstradisi salah satu dalang dari serangan teror Mumbai 2008 yang mengerikan. Dia akan kembali ke India untuk menghadapi keadilan," ungkap Trump di Gedung Putih.

Trump tidak menyebutkan nama tersangka dalam konferensi pers, tetapi pernyataan bersama antara AS dan India kemudian mengidentifikasinya sebagai Tahawwur Rana, seorang pebisnis asal Pakistan yang berkewarganegaraan Kanada dan berbasis di Chicago.

Keputusan ekstradisi ini datang setelah Mahkamah Agung AS menolak petisi banding Rana bulan lalu. Sebelumnya, Rana telah menjalani hukuman penjara di AS karena mendukung kelompok Lashkar-e-Taiba.

Baca juga: Memanas, Bangladesh Minta India Bungkam Hasina gegara 'Omon-omon' Palsu

Dalam pernyataan bersama, AS dan India juga mendesak Pakistan untuk mengadili pihak-pihak yang diduga terlibat dalam serangan teror terhadap India serta memastikan wilayahnya tidak digunakan sebagai basis ekstremisme. Namun, Pakistan kembali membantah tuduhan tersebut.

Dalam konferensi pers yang sama, Trump juga ditanya tentang keberadaan kelompok separatis Sikh di AS. India menganggap kelompok ini sebagai ancaman keamanan karena mereka menuntut negara merdeka bernama Khalistan yang terpisah dari India.

Trump tidak memberikan jawaban langsung terkait Sikh separatis, tetapi menegaskan bahwa AS dan India bekerja sama dalam menangani kejahatan lintas negara.

Sejak 2023, dugaan operasi India terhadap separatis Sikh di AS dan Kanada telah memicu ketegangan dalam hubungan diplomatik. Washington bahkan menuduh mantan agen intelijen India terlibat dalam rencana pembunuhan di AS. India sendiri mengatakan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.

Keputusan ekstradisi Rana ini diperkirakan akan memperkuat kerja sama hukum antara India dan AS, sekaligus meningkatkan tekanan pada Pakistan untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap kelompok militan di wilayahnya.

Sumber: REUTERS

Penulis :
Khalied Malvino