
Pantau - Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, bertemu dengan Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, dalam pertemuan resmi di Kantor Sekretariat Presiden, Kolombo, Selasa (25/2). Dalam kesempatan itu, Dubes Dewi membahas peluang kerja sama investasi dan perdagangan antara kedua negara.
Salah satu hal yang diperkenalkan dalam pertemuan tersebut adalah Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia.
“Danantara diproyeksikan menjadi salah satu dana investasi negara (sovereign wealth fund) terbesar di dunia, dengan dana awal sebesar 20 miliar dolar AS dan target pengumpulan modal hingga 900 miliar dolar AS,” ungkap Dubes Dewi, seperti disampaikan dalam pernyataan resmi KBRI Kolombo.
Baca Juga:
Cegah Moral Hazard, Setiap Investasi Danantara Harus Terbuka dan Berbasis Kajian Ekonomi
Presiden Dissanayake menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapan Sri Lanka untuk meningkatkan kerja sama di sektor investasi.
Selain membahas investasi, pertemuan ini juga menyoroti upaya penguatan kerja sama perdagangan bilateral. Dubes Dewi menekankan pentingnya percepatan negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Indonesia dan Sri Lanka untuk membuka peluang baru dalam sektor ekonomi.
Dalam bidang lingkungan dan tata kelola pemerintahan, Dubes Dewi turut mengapresiasi program “Clean Sri Lanka” yang dicanangkan oleh Presiden Dissanayake. Menurutnya, program tersebut selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menitikberatkan pada efisiensi, tata kelola yang baik, dan pemberantasan korupsi.
Di akhir pertemuan, Dubes RI menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Dissanayake atas pelantikannya tahun lalu dan menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat hubungan bilateral yang telah berlangsung selama tujuh dekade.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah