
Pantau - Hamas menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu untuk membatalkan gencatan senjata Gaza dan memperketat blokade terhadap warga Palestina.
Baca juga: Israel Hentikan Bantuan ke Gaza Setelah Hamas Tolak Perpanjangan Gencatan Senjata
Trump, dalam pernyataannya pada Rabu (5/3/2025), mengancam Hamas agar segera membebaskan semua sandera, termasuk jenazah yang masih ditahan.
"Bebaskan semua sandera sekarang, atau ini akan berakhir untuk kalian," kata Trump.
Juru bicara Hamas, Abdel-Latif Al-Qanoua, dalam pesan singkat kepada Reuters menegaskan solusi terbaik untuk pembebasan sandera Israel adalah dengan melanjutkan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata.
"Pendudukan harus masuk ke tahap kedua dan dipaksa untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati di bawah mediasi internasional," ujarnya.
Gencatan senjata Gaza yang mulai berlaku pada Januari 2025 dinegosiasikan dengan keterlibatan utusan Trump serta perwakilan pemerintahan Biden yang akan lengser.
Perjanjian ini menetapkan pembebasan sandera dalam dua tahap, di mana tahap kedua akan mencakup perundingan akhir untuk mengakhiri perang.
Baca juga: Trump Optimis Gencatan Senjata Gaza Berjalan Baik
Namun, setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir pada 1 Maret, Israel justru memberlakukan blokade total terhadap Gaza.
Netanyahu bersikeras bahwa Hamas harus melepaskan sandera sebelum negosiasi lanjutan. Akibatnya, 2,3 juta warga Palestina di Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan.
Trump mempertegas posisinya usai bertemu dengan para sandera yang telah dibebaskan.
"Saya mengirimkan semua yang Israel butuhkan untuk menyelesaikan tugas ini. Tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan selamat jika kalian tidak melakukan apa yang saya katakan!" serunya.
"Gaza bisa punya masa depan yang indah, tapi tidak jika kalian tetap menahan sandera. Jika kalian melakukannya, kalian akan mati! Bebaskan mereka sekarang atau hadapi neraka nanti!" sambungnya.
Pernyataan Trump memperkuat dugaan bahwa AS mendukung Israel untuk melanjutkan operasi militernya di Gaza, meskipun konsekuensinya adalah krisis kemanusiaan yang semakin parah. REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino