
Pantau - Militer Israel melancarkan serangan udara terbesar di Jalur Gaza sejak gencatan senjata dengan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
BACA JUGA: Serangan Israel Tewaskan 150 Lebih Warga Palestina di Gaza Sejak Gencatan Senjata
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menyatakan di akun resmi X-nya bahwa atas arahan eselon politik, militer Israel dan Shin Bet menyerang sejumlah lokasi kelompok Hamas di seluruh Gaza pada Selasa (18//3/2025).
Media lokal yang mengutip layanan darurat Palestina melaporkan, sedikitnya 200 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, telah memerintahkan tindakan tegas terhadap Hamas.
Kantor Netanyahu menyebut serangan ini sebagai respons atas penolakan Hamas membebaskan sandera serta menolak proposal dari utusan Presiden Amerika Serikat (AS), Steve Witkoff, dan mediator lainnya.
BACA JUGA: Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berlanjut di Doha, Libatkan Mediator Internasional
Militer Israel menegaskan serangan ini bertujuan mencapai target perang yang ditetapkan pemerintah, termasuk pembebasan sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
"Mulai saat ini, Israel akan meningkatkan kekuatan terhadap Hamas. Rencana operasional telah diajukan IDF dan disetujui pemimpin politik," demikian pernyataan militer Israel.
Sementara itu, Hamas menuding militer Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan menyatakan tindakan ini merupakan deklarasi perang terhadap Gaza.
Mereka meminta para mediator menuntut pertanggungjawaban penuh dari Netanyahu dan Israel atas pembatalan kesepakatan tersebut. ANADOLU
- Penulis :
- Khalied Malvino