
Pantau - Upaya penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan Kepolisian Korea Selatan (Korsel) di kantor kepresidenan dan kediaman Presiden Yoon Suk-yeol yang telah dimakzulkan pada Rabu (16/4/2025) berakhir tanpa hasil setelah dihadang oleh Pasukan Pengamanan Presiden.
Operasi yang berlangsung di Seoul ini ditujukan untuk mengumpulkan bukti atas dugaan upaya penghalangan pelaksanaan surat perintah penangkapan yang dilakukan oleh Yoon pada 3 Januari 2025.
Pasukan Pengamanan Presiden menolak memberikan akses kepada polisi dengan alasan lokasi serta barang yang menjadi target operasi menyimpan rahasia resmi dan militer negara.
Setelah negosiasi buntu selama sekitar 10 jam, pihak kepolisian akhirnya membatalkan operasi tersebut.
Targetkan Bukti Terkait Penghalangan Hukum dan Deklarasi Darurat Militer
Kepolisian bersama Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (Corruption Investigation Office for High-ranking Officials/CIO) sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas sejumlah pihak dalam kasus tersebut.
Polisi juga berusaha mengklarifikasi deklarasi darurat militer yang diumumkan oleh Yoon pada 3 Desember 2024, yang menimbulkan kontroversi luas di kalangan publik dan pejabat negara.
Upaya penggeledahan kali ini bukan yang pertama, karena sebelumnya polisi juga telah mencoba melakukan operasi serupa namun selalu gagal akibat penolakan dari pihak keamanan kepresidenan.
Hingga kini, belum ada informasi tambahan terkait jadwal atau rencana baru dari pihak kepolisian untuk melanjutkan pengumpulan bukti tersebut.
- Penulis :
- Leon Weldrick