Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Putin Umumkan Gencatan Senjata, Kedua Pihak Tetap Laporkan Serangan dan Korban Sipil

Oleh Peter Parinding
SHARE   :

Putin Umumkan Gencatan Senjata, Kedua Pihak Tetap Laporkan Serangan dan Korban Sipil
Foto: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata Paskah, Klaim Serangan Terus Berlanjut

Pantau - Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memanas meski Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan gencatan senjata singkat dalam rangka perayaan Paskah.

Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina telah melanggar kesepakatan tersebut dengan melakukan 444 penembakan dan lebih dari 900 serangan drone ke posisi militer Rusia.

Rusia mengklaim serangan itu menyebabkan kerusakan infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa dari kalangan warga sipil, terutama di wilayah perbatasan seperti Bryansk, Kursk, dan Belgorod.

Pernyataan resmi Rusia disampaikan melalui aplikasi Telegram dan belum dapat diverifikasi secara independen.

Rusia juga menyebut telah merebut wilayah Novomikhailivka di Ukraina timur sebelum pengumuman gencatan senjata diberlakukan.

Zelensky: Rusia Masih Menyerang, Ukraina Siap Perpanjang Gencatan Jika Disepakati

Gencatan senjata diumumkan mulai Sabtu pukul 18.00 waktu Moskow hingga Senin tengah malam, dengan harapan Ukraina akan mematuhinya.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pasukan Rusia terus menyerang di berbagai garis depan, termasuk dengan serangan artileri.

Menurut Zelensky, ratusan serangan tercatat pada Sabtu malam, dan 59 penembakan serta lima upaya penyerangan terjadi pada Minggu pagi.

Zelensky menegaskan bahwa Ukraina bersedia memperpanjang gencatan senjata hingga 30 hari jika Rusia menghentikan semua serangan secara total.

Namun, jika serangan Rusia terus berlanjut, Ukraina juga akan terus melanjutkan operasi militernya.

Gencatan senjata Paskah yang seharusnya menjadi momen jeda kemanusiaan, justru memunculkan klaim pelanggaran dari kedua belah pihak, menandakan belum adanya sinyal deeskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini.

Penulis :
Peter Parinding