Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pasukan Korea Utara Turut Membantu Rusia dalam Pertempuran di Kursk

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Pasukan Korea Utara Turut Membantu Rusia dalam Pertempuran di Kursk
Foto: Tentara Korea Utara berlatih skenario invasi selama latihan (sumber: KCNA)

Pantau - Untuk pertama kalinya, pejabat tinggi militer Rusia mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah terlibat langsung dalam perang Rusia melawan Ukraina, sebagaimana diungkapkan dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, mengonfirmasi pengerahan pasukan Korea Utara dalam sebuah konferensi video dengan Putin pada Sabtu, 26 April 2025.

Gerasimov menyatakan bahwa pasukan Korea Utara memainkan peran penting dalam pembebasan wilayah perbatasan Kursk dari serangan Ukraina.

"Ia ingin menunjukkan partisipasi personel militer dari Republik Rakyat Demokratik Korea dalam pembebasan wilayah perbatasan Kursk, yang sesuai dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara negara kita, memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan kelompok penyerang dari angkatan bersenjata Ukraina," kata Gerasimov dalam transkrip konferensi video yang diunggah di web Kremlin.

"Tentara dan perwira Tentara Rakyat Korea, yang melaksanakan misi tempur bahu-membahu dengan prajurit Rusia, menunjukkan profesionalisme tinggi, keteguhan, keberanian, dan kepahlawanan dalam menangkis invasi Ukraina," tambahnya.

Pengiriman Pasukan Korea Utara dan Reaksi Ukraina

Ini menandai pertama kalinya seorang pejabat Rusia secara terbuka mengakui kehadiran pasukan Korea Utara di medan perang Ukraina.

Hingga kini, Korea Utara belum mengonfirmasi secara resmi bahwa mereka mengirimkan pasukannya untuk bertempur di Ukraina.

Menurut laporan, Korea Utara diperkirakan telah mengirim sekitar 14.000 personel militer sejak Oktober tahun lalu untuk mendukung agresi Moskow, dengan tambahan sekitar 3.000 pasukan lagi yang dikirimkan tahun ini menurut pejabat Korea Selatan.

Kerja sama militer ini didasari oleh perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam pertemuan puncak mereka pada Juni tahun lalu, yang mencakup komitmen untuk memberikan dukungan militer "tanpa penundaan" jika salah satu pihak diserang.

Sementara itu, militer Ukraina membantah klaim Rusia bahwa pasukan Ukraina dipaksa mundur dari wilayah Kursk, menurut laporan Reuters.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Ricky Setiawan