
Pantau - Carlsberg melaporkan penurunan penjualan Coca-Cola di Denmark selama kuartal pertama tahun 2025, akibat aksi boikot konsumen terhadap produk-produk asal Amerika Serikat.
CEO Carlsberg, Jacob Aarup-Andersen, menyebut bahwa Denmark menjadi satu-satunya pasar di mana boikot tersebut memberikan dampak nyata terhadap penjualan Coca-Cola.
Aksi boikot dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengungkapkan keinginan untuk mengakuisisi Greenland, wilayah otonom yang berada di bawah Kerajaan Denmark.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan publik Denmark dan menguatkan gerakan boikot produk-produk AS.
Gerakan Boikot Menguat, Produk Lokal Jolly Cola Melejit
Grup Facebook "Boykot varer fra USA" mengalami lonjakan jumlah anggota hingga mencapai 95.000 orang dalam waktu singkat, mencerminkan meningkatnya sentimen anti-AS di kalangan konsumen Denmark.
Sebaliknya, produk minuman lokal seperti Jolly Cola mengalami lonjakan permintaan yang signifikan.
Supermarket Rema 1000 mencatatkan kenaikan penjualan Jolly Cola sebesar 13 kali lipat pada Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun terdampak di Denmark, Carlsberg menegaskan bahwa boikot ini tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keseluruhan perusahaan.
Selain memegang lisensi penjualan Coca-Cola di Denmark, Carlsberg juga mendistribusikan produk Pepsi di beberapa negara Eropa, namun tidak mendeteksi adanya aksi boikot serupa di wilayah lain.
- Penulis :
- Gian Barani