
Pantau - Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menyatakan bahwa pemerintahnya sedang melakukan negosiasi tidak langsung dengan Israel melalui perantara sebagai langkah untuk mencegah eskalasi konflik yang berpotensi keluar kendali.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, dalam kunjungan resmi pertamanya ke Eropa sejak menjabat.
Sharaa mengungkapkan bahwa Israel telah meluncurkan lebih dari 20 serangan udara ke wilayah Suriah dalam sepekan terakhir dan menyerukan penghentian segera atas tindakan yang dinilainya sewenang-wenang.
Komitmen Gencatan Senjata dan Sikap Terhadap Intervensi Asing
Ini merupakan kali pertama seorang presiden Suriah secara terbuka mengakui adanya pembicaraan tidak langsung dengan Israel.
Sharaa juga menegaskan kembali komitmen Suriah terhadap Perjanjian Pelepasan 1974, yang menetapkan garis gencatan senjata antara Suriah dan Israel di wilayah Dataran Tinggi Golan.
Dalam pertemuan tersebut, Sharaa menyampaikan apresiasi kepada Prancis sebagai sahabat rakyat Suriah, serta mengucapkan terima kasih atas dukungan dan penerimaan pengungsi Suriah.
Ia dan Macron turut membahas kerja sama bilateral di bidang keamanan, ekonomi, keadilan, dan kontraterorisme.
Presiden Suriah menolak segala bentuk intervensi asing dan menegaskan bahwa masa depan negaranya harus ditentukan oleh rakyat Suriah sendiri, bukan oleh pihak luar.
Terkait sanksi internasional, Sharaa menyatakan bahwa sanksi tersebut diberlakukan karena kejahatan rezim sebelumnya dan kini sudah tidak relevan sejak pembentukan pemerintahan baru pada Januari, setelah Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia pada Desember 2024.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani