Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ukraina Bongkar Jaringan Mata-Mata Pro-Hungaria, Dua Mantan Tentara Ditangkap

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Ukraina Bongkar Jaringan Mata-Mata Pro-Hungaria, Dua Mantan Tentara Ditangkap
Foto: mata mata yang ditangkap pasukan keamanan Ukraina (sumber: SSU)

Pantau - Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menangkap dua orang atas dugaan keterlibatan dalam jaringan mata-mata yang dijalankan oleh intelijen Hungaria di wilayah Transkarpathia.

Penangkapan ini menandai pertama kalinya dalam sejarah Ukraina ditemukan jaringan spionase yang diduga bekerja untuk kepentingan negara Hungaria, yang aktivitasnya dianggap mengancam keamanan nasional.

Informasi Militer Ukraina Jadi Sasaran

Kedua tersangka yang ditangkap, seorang pria dan seorang wanita, adalah mantan anggota militer Ukraina yang diduga mengumpulkan intelijen untuk pihak Hungaria, termasuk informasi sensitif mengenai sistem pertahanan udara dan kegiatan aparat penegak hukum di wilayah Zakarpattia.

Wilayah Zakarpattia yang berbatasan langsung sepanjang 137 kilometer dengan Hungaria, menjadi lokasi strategis bagi aktivitas pengumpulan informasi oleh jaringan ini.

Menurut pernyataan SBU, jaringan ini juga mengumpulkan data mengenai sentimen publik lokal untuk memprediksi reaksi masyarakat jika terjadi serangan atau intervensi dari pihak Hungaria.

Tujuan utama dari pengumpulan data tersebut adalah untuk mengetahui lokasi dan jumlah sistem pertahanan udara Ukraina serta pergerakan kendaraan aparat keamanan.

Salah satu tersangka pria dilaporkan sempat menyeberang ke Hungaria untuk melapor kepada atasannya dan menerima imbalan berupa uang serta perangkat komunikasi.

Barang bukti berupa telepon seluler dan alat-alat lain yang berkaitan dengan aktivitas spionase disita saat penggeledahan rumah para tersangka.

SBU menyebut kedua orang tersebut sebagai "pengkhianat" dan menyatakan bahwa mereka dikendalikan oleh seorang perwira intelijen dari Hungaria.

Tuduhan Serius, Hungaria Bantah Langsung

Meski tidak menyebutkan bahwa aktivitas ini dilakukan untuk mendukung Rusia secara langsung, SBU menilai ancaman ini cukup serius karena menyangkut sasaran militer yang vital.

Keduanya kini didakwa atas tuduhan pengkhianatan dan terancam hukuman penjara seumur hidup.

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, merespons tuduhan ini dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut "harus diperlakukan dengan hati-hati sebagai propaganda hingga kami menerima rincian atau informasi resmi".

Ia juga menambahkan bahwa propaganda anti-Hongaria sering kali muncul di Ukraina dan tidak selalu berdasarkan fakta.

Hungaria sebelumnya juga sempat mengusir dua diplomat Ukraina dari Budapest di tengah ketegangan bilateral yang terus meningkat.

Sementara itu, mantan Menteri Pertahanan Inggris, Sir Ben Wallace, menyebut bahwa ini bukan kali pertama Ukraina menuduh Hungaria terlibat dalam aktivitas subversif, namun tuduhan kali ini dinilai lebih serius karena menyasar target militer.

Wallace mempertanyakan siapa yang sebenarnya menerima intelijen dari operasi ini, dan menegaskan bahwa "yang paling ditakuti Putin adalah nilai-nilai NATO", serta mendesak diskusi serius di dalam NATO mengenai perilaku anggotanya.

Pengumuman SBU ini bertepatan dengan kehadiran Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, di Moskow untuk menghadiri Parade Kemenangan Vladimir Putin, memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Situasi ini muncul di tengah upaya NATO mempertahankan solidaritas menghadapi ancaman Rusia yang berkelanjutan.

Penulis :
Leon Weldrick