
Pantau - Kepala Keamanan Dewan Kepresidenan Libya, Abdul Ghani al-Kikli, dilaporkan tewas di ibu kota Tripoli pada Senin malam, memicu gelombang kekacauan baru di tengah situasi politik dan keamanan yang belum stabil.
Menurut laporan surat kabar Al Wasat, al-Kikli tewas di markas besar Brigade ke-444 Distrik Militer Tripoli, bersamaan dengan terdengarnya suara tembakan di beberapa wilayah kota.
Wilayah Ain Zara dan Salah Ad-Din di bagian selatan Tripoli menjadi titik utama bentrokan, menyebabkan situasi mencekam di ibu kota.
Bandara Ditutup, Warga Diminta Mengungsi di Rumah
Akibat insiden tersebut, Bandara Internasional Mitiga menghentikan seluruh operasionalnya sebagai langkah antisipasi terhadap potensi eskalasi kekerasan.
Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang berpusat di Tripoli mengimbau seluruh warga untuk tetap tinggal di rumah demi keselamatan.
Seruan ini menjadi sinyal bahwa ketegangan antara kelompok-kelompok bersenjata di Libya belum juga mereda.
Konflik Kekuasaan Libya Belum Menemui Titik Damai
Sejak penggulingan dan pembunuhan Muammar Gaddafi pada 2011, Libya belum kembali menjadi negara yang bersatu dan stabil.
Saat ini terdapat kebuntuan kekuasaan antara pemerintahan yang berbasis di Tripoli (wilayah barat Libya) dan pemerintahan rival di wilayah timur yang didukung oleh Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Marsekal Khalifa Haftar.
Pada tahun 2021, Forum Dialog Politik Libya yang difasilitasi PBB di Jenewa telah memilih otoritas eksekutif transisi untuk mempersiapkan pemilu, namun hingga kini pemilu tersebut belum terlaksana.
Kematian Abdul Ghani al-Kikli menambah panjang daftar krisis kepemimpinan dan kekerasan yang menghambat proses rekonsiliasi nasional di Libya.
Sumber informasi dalam laporan ini berasal dari RIA Novosti-OANA.
- Penulis :
- Balian Godfrey