
Pantau - Sebuah unggahan di platform X menampilkan tangkapan layar berita tentang Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang didiagnosis menderita kanker prostat, dan menyiratkan bahwa penyakit tersebut berkaitan dengan vaksin COVID-19 dengan menyebut istilah "turbo cancer".
Narasi dalam unggahan tersebut berbunyi:
“It is sad to see another one who is Covid vaccinated and boosted it to the hilt, get turbo cancer already metastasized.
How many more famous people will this happen to before the left (& some right) get it through their skulls. The shots are often a death sentence. Rip. :-/”
Terjemahannya menyebut bahwa orang yang telah divaksin COVID-19 dan menerima semua dosis penguat kini terkena “kanker turbo” yang sudah menyebar (metastasis), dan menyebut vaksin sebagai "hukuman mati".
Berdasarkan penelusuran, klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak didukung bukti medis apa pun.
Istilah "Turbo Cancer" Buatan Kelompok Anti-Vaksin, Tidak Diakui Dunia Medis
Istilah “turbo cancer” tidak dikenal dalam dunia medis dan kerap digunakan oleh kelompok anti-vaksin untuk menyebarkan disinformasi.
Memang benar Joe Biden didiagnosis menderita kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang.
Namun, tidak ada bukti medis atau ilmiah yang mengaitkan penyakit tersebut dengan vaksin COVID-19.
Organisasi-organisasi kesehatan terkemuka seperti National Cancer Institute, American Cancer Society, dan Memorial Sloan Kettering Cancer Center menegaskan bahwa tidak ada data ilmiah yang menunjukkan vaksin COVID-19 menyebabkan kanker.
Otis Brawley, ahli onkologi dan epidemiologi dari Universitas Johns Hopkins, juga menegaskan bahwa "tidak ada bukti kredibel bahwa vaksin dan booster COVID-19 menyebabkan segala jenis kanker. Bahkan, tidak ada mekanisme ilmiah yang masuk akal yang dapat menjelaskan hubungan tersebut".
Kesimpulannya, klaim bahwa kanker yang dialami Joe Biden disebabkan oleh vaksin COVID-19 adalah tidak berdasar dan menyesatkan.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti