Pantau - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan bahwa pembangunan kawasan ASEAN harus berjalan seiring dengan pengentasan kemiskinan ekstrem hingga nol persen dan pengurangan kesenjangan sosial antarnegara anggota.
Pernyataan tersebut disampaikan Anwar dalam wawancara khusus bersama ANTARA di Kuala Lumpur, menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 yang digelar pada 26–27 Mei 2025.
Pengentasan Kemiskinan Masuk Deklarasi Visi ASEAN 2045
Menurut Anwar, tidak akan ada arti dari pembangunan ekonomi tanpa disertai langkah konkret dalam mengentaskan kemiskinan di kalangan masyarakat miskin dan rentan.
“Negara-negara tidak boleh membiarkan kemiskinan meningkat, dan harus bersama-sama menyatakan komitmen untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem,” ujarnya.
Malaysia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN tahun ini akan mendorong dimasukkannya agenda pengentasan kemiskinan dalam Deklarasi Kuala Lumpur tentang Visi Komunitas ASEAN 2045 yang akan diteken dalam KTT tersebut.
Anwar menegaskan bahwa isu kesenjangan sosial dan ekonomi menjadi salah satu pendorong utama dari deklarasi tersebut, dan bahwa perlindungan terhadap kehidupan masyarakat awam adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan.
Kerja Sama ASEAN dalam Isu Lintas Negara
Selain kemiskinan, Anwar juga menyoroti isu keamanan siber dan penipuan daring lintas negara yang kian marak di Asia Tenggara.
Ia menyebut bahwa Malaysia telah menjalin kerja sama efektif dengan Laos dan Kamboja untuk menangani kasus-kasus penipuan daring yang melibatkan jaringan lintas negara.
Anwar berharap pendekatan kolektif antarnegara ASEAN dapat diperkuat untuk menghadapi tantangan digital dan sosial yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Malaysia Tuan Rumah Tiga KTT Regional
Malaysia menjadi tuan rumah tiga agenda utama kawasan:
- KTT ASEAN ke-46
- KTT ASEAN–Gulf Cooperation Council (GCC) ke-2
- KTT ASEAN–GCC–China pertama
Ketiganya akan membahas isu strategis ekonomi, keamanan, dan kerja sama antar-kawasan, dengan fokus besar pada kesejahteraan dan pembangunan inklusif.
- Penulis :
- Balian Godfrey
