
Pantau - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan kekecewaannya atas keputusan Amerika Serikat yang menggunakan hak veto terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Guterres pada Kamis, 5 Juni 2025, sehari setelah AS memveto resolusi yang didukung oleh 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan.
Rancangan resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata segera di Gaza serta pencabutan pembatasan atas bantuan kemanusiaan.
Ketika ditanya langsung apakah ia kecewa dengan hasil pemungutan suara tersebut, Guterres menjawab, "Tentu saja".
Desakan Gencatan Senjata dan Solusi Dua Negara
Guterres menegaskan bahwa kekecewaan itu muncul karena tidak adanya kemajuan dalam upaya mencapai gencatan senjata, pembebasan sandera, dan distribusi bantuan kemanusiaan yang aman bagi warga Palestina.
Ia menyatakan bahwa efektivitas misi kemanusiaan PBB sangat tergantung pada terciptanya gencatan senjata permanen.
Guterres juga menekankan bahwa pembebasan sandera harus dilakukan segera dan tanpa syarat, serta akses bantuan kemanusiaan harus dibuka sepenuhnya.
Dalam pernyataannya, Guterres menegaskan kembali pentingnya mempertahankan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan adil dan damai dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Ia mempertanyakan alternatif dari solusi dua negara, dan menyampaikan kekhawatiran bahwa solusi satu negara hanya akan menyebabkan pengusiran atau penindasan terhadap rakyat Palestina di tanah mereka sendiri.
"Situasi seperti itu sama sekali tidak dapat diterima," tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa tugas masyarakat internasional adalah menjaga solusi dua negara tetap hidup dan menciptakan kondisi yang memungkinkan solusinya dapat terwujud.
- Penulis :
- Balian Godfrey