Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Serangan Udara Israel Sasar Wilayah Dekat Beirut, Lebanon Laporkan Ribuan Pelanggaran Gencatan Senjata

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Serangan Udara Israel Sasar Wilayah Dekat Beirut, Lebanon Laporkan Ribuan Pelanggaran Gencatan Senjata
Foto: Israel kembali serang Lebanon selatan meski gencatan senjata masih berlaku(Sumber: ANTARA/Anadolu/py/am.)

Pantau - Jet-jet tempur Israel kembali melancarkan serangan udara di wilayah Lebanon selatan pada Kamis malam, 5 Juni 2025, menandai pelanggaran keempat terhadap gencatan senjata yang diberlakukan sejak 27 November 2024.

Kantor berita resmi Lebanon melaporkan bahwa salah satu serangan menyasar sebuah bangunan di dekat Masjid Al Qaem, di pinggiran selatan Beirut, setelah adanya peringatan awal dari pihak Israel.

Israel kemudian melanjutkan serangan dengan lima serangan udara tambahan, salah satunya menyebabkan ledakan besar dan asap tebal yang terlihat dari kejauhan.

Peringatan Evakuasi Dikeluarkan, Israel Klaim Target Milik Hizbullah

Militer Israel mengeluarkan peringatan kepada penduduk Nabatieh, wilayah di Lebanon selatan, untuk segera mengungsi sebelum serangan lanjutan dilakukan.

Dalam pernyataannya, Israel meminta warga menjauh minimal 500 meter dari sejumlah bangunan di desa Ain Qana.

Pernyataan tersebut juga disertai peta lokasi yang diklaim sebagai basis milik kelompok Hizbullah.

Sebelumnya, Israel juga telah meminta evakuasi warga dari wilayah Hadath, Haret Hreik, dan Borj al-Barajneh sebelum serangan dimulai.

Meski gencatan senjata masih berlaku, serangan-serangan udara Israel terus terjadi hampir setiap hari dengan dalih menumpas aktivitas militer Hizbullah.

Gencatan senjata itu sendiri ditujukan untuk mengakhiri konflik bersenjata yang pecah di perbatasan sejak September tahun lalu.

Ribuan Pelanggaran dan Ratusan Korban Tercatat

Pemerintah Lebanon mencatat hampir 3.000 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak perjanjian diberlakukan.

Pelanggaran tersebut telah menyebabkan sedikitnya 208 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya terluka.

Berdasarkan isi perjanjian, Israel seharusnya telah menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari 2025, namun tenggat tersebut diperpanjang hingga 18 Februari karena penolakan Israel.

Hingga saat ini, Israel masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan, memicu ketegangan lanjutan di kawasan tersebut.

Penulis :
Balian Godfrey