Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Trump Tegang dengan Pemimpin G7 di Kanada, KTT Digelar di Tengah Krisis Global dan Ketegangan Perdagangan

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Trump Tegang dengan Pemimpin G7 di Kanada, KTT Digelar di Tengah Krisis Global dan Ketegangan Perdagangan
Foto: Bendera Kelompok G7, terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang (sumber: Anadolu)

Pantau - Para pemimpin negara anggota G7 memulai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dua hari di Kanada pada Senin, 16 Juni 2025, dengan fokus utama pada isu perdagangan global dan dinamika geopolitik yang makin kompleks.

KTT berlangsung di tengah ketegangan yang mencuat akibat kebijakan tarif dan pendekatan sepihak dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kembali menjabat sejak Januari lalu.

Trump menerapkan diplomasi transaksional dan kebijakan perdagangan konfrontatif, termasuk terhadap sesama anggota G7, yang menguji kekompakan blok ekonomi tersebut dalam menjaga stabilitas global.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney, sebagai tuan rumah, membuka KTT dengan peringatan keras bahwa dunia saat ini "lebih terbelah dan berbahaya."

Carney menyerukan pentingnya kolaborasi antarnegara demi menghadapi tantangan global bersama.

"Kita mungkin tak sepakat pada semua hal, tetapi pada hal-hal yang kita sepakati, kita bisa membuat perbedaan besar bagi warga kita dan dunia, serta membawa era kemakmuran berikutnya," ujarnya.

Ketegangan dengan Trump dan Isu Global yang Membayangi

Presiden Trump menunjukkan perbedaan pandangan tajam dengan pemimpin negara G7 lain seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Uni Eropa.

Trump juga kembali menyuarakan ketidaksetujuannya atas keputusan G7 mengeluarkan Rusia pada 2014 setelah aneksasi Krimea, menyebutnya sebagai "kesalahan amat besar."

Saat ditanya mengenai kemungkinan bergabungnya China dalam G7, Trump menyatakan, "Itu bukan ide yang buruk," menandakan potensi perubahan arah kebijakan G7.

KTT tahun ini dibayangi oleh eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang memanas dalam sepekan terakhir.

Trump memutuskan meninggalkan KTT lebih awal untuk kembali ke Washington karena situasi tersebut.

"Saya harus segera kembali," kata Trump kepada wartawan.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan terhadap Iran yang menewaskan beberapa komandan militer senior dan merusak fasilitas nuklir.

Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Hingga hari pertama KTT, belum ada pernyataan bersama dari G7 terkait konflik Timur Tengah tersebut.

Melalui media sosial, Trump menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan menutup pernyataannya dengan ancaman: "Semua orang harus segera meninggalkan Teheran."

Fokus Indo-Pasifik dan Arah Masa Depan G7

Pada hari pertama KTT, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba bersama para pemimpin G7 membahas kondisi ekonomi global, termasuk stabilitas rantai pasok mineral penting dan isu-isu kawasan.

Ishiba menekankan pentingnya membangun "tatanan ekonomi global yang bebas, adil, dan berbasis aturan."

Ia juga menegaskan bahwa perdagangan bebas multilateral harus tetap dipertahankan dengan WTO sebagai pilar utamanya.

Dalam sesi pembahasan isu kawasan, topik Indo-Pasifik menjadi sorotan utama dengan Ishiba sebagai pembicara kunci.

Diskusi menyoroti peningkatan aktivitas militer China di wilayah tersebut dan pentingnya menjaga stabilitas regional.

Para pemimpin G7, termasuk Trump, diperkirakan sepakat menolak perubahan status quo secara sepihak di Laut China Timur dan Selatan yang dilakukan melalui "kekerasan atau paksaan."

Meski demikian, Perdana Menteri Carney kemungkinan tidak akan mengeluarkan pernyataan bersama terperinci di akhir KTT karena sulitnya mencapai konsensus, terutama disebabkan oleh kebijakan "America First" yang diusung Trump.

G7 diperkirakan hanya akan merilis pernyataan singkat yang menekankan pada tindakan nyata tanpa rincian politis.

Tahun ini merupakan KTT G7 pertama yang dihadiri oleh Trump pada masa jabatan keduanya.

Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga turut menghadiri KTT G7 untuk pertama kalinya sejak dilantik.

Pada hari kedua, Carney mengundang pemimpin non-G7 dari Australia, India, Korea Selatan, dan Ukraina untuk bergabung dalam pembahasan lanjutan.

Sesi khusus tentang Ukraina akan digelar pada hari Selasa, di mana Presiden Volodymyr Zelenskyy diperkirakan akan menyerukan dukungan bersama dari G7 untuk menghentikan agresi Rusia.

Penulis :
Leon Weldrick