Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Evakuasi Warga Dimulai, China Bergerak Cepat Setelah Iran dan Israel Saling Serang

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Evakuasi Warga Dimulai, China Bergerak Cepat Setelah Iran dan Israel Saling Serang
Foto: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun (sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Pemerintah China tengah mengevakuasi warganya dari Iran dan Israel setelah konflik bersenjata antara kedua negara meningkat tajam sejak Jumat, 13 Juni 2025.

Militer Israel melancarkan operasi besar bernama Rising Lion pada Jumat pagi yang menargetkan tokoh penting Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), ilmuwan nuklir, serta fasilitas program nuklir Iran.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise III pada Jumat malam, menyasar sasaran militer di wilayah Israel.

Serangan lanjutan terjadi pada Sabtu malam, ketika Iran kembali menggempur fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Haifa, Israel.

China Aktifkan Mekanisme Darurat dan Lakukan Evakuasi

"Setelah pecahnya konflik antara Iran dan Israel, Kementerian Luar Negeri serta kedutaan besar dan konsulat China di Iran dan Israel segera mengaktifkan mekanisme darurat perlindungan konsuler", ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Pemerintah China menyatakan bahwa pihaknya "sedang bekerja sama dengan departemen terkait untuk sepenuhnya memastikan keselamatan warga negara China di Iran dan Israel, serta segera mengatur proses evakuasi warga negara China", menurut pernyataan resmi.

"Sebagian warga Tiongkok telah berhasil dievakuasi dengan aman ke negara-negara tetangga", tambahnya.

Kedutaan dan konsulat China juga memberikan panduan tentang langkah-langkah pengamanan dan evakuasi darurat, serta secara aktif memberikan bantuan bagi warga China yang akan dievakuasi.

Warga negara China yang masih berada di wilayah konflik diimbau untuk segera menghubungi kedutaan, konsulat, atau hotline perlindungan konsuler 12308.

"Pemerintah China menuntut kedua negara tersebut untuk sungguh-sungguh menjamin keselamatan warga dan institusi China secara tepat waktu mengeluarkan peringatan serta panduan terkait serta terus menjaga komunikasi erat dengan warga serta institusi China di wilayah tersebut", tegas otoritas China.

Korban Sipil dan Ketegangan Internasional Meningkat

Gelombang serangan udara oleh Angkatan Udara Israel terhadap berbagai wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran, menyebabkan jatuhnya korban dari jajaran militer Iran, termasuk Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, komandan IRGC, dan sejumlah ilmuwan nuklir.

Beberapa fasilitas nuklir utama seperti Natanz dan Fordow juga menjadi sasaran serangan Israel.

Iran membalas dengan menargetkan fasilitas militer dan industri Israel melalui gelombang lanjutan Operasi True Promise III.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour, "224 orang tewas dan 1.481 orang di Iran terluka, lebih dari 90 persen adalah warga sipil."

Pada Minggu, 15 Juni, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Iran siap menghentikan serangan jika Israel juga menghentikan operasi militernya.

Araghchi juga menyebut bahwa sebagai bentuk perlawanan, Iran telah meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen dan mengganti sentrifugal rusak dengan versi lebih canggih.

Di tengah memanasnya konflik, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan "ada kemungkinan kami bisa terlibat" dalam konflik tersebut dan bahwa ia "terbuka" terhadap peran Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai mediator.

"Dia sudah siap. Dia menelepon saya untuk membicarakan hal itu. Kami sudah berdiskusi panjang lebar tentang hal itu", ujar Trump, merujuk pada percakapan teleponnya dengan Putin pada Sabtu.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Tria Dianti