Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Nah Lho, Sinterklas Palestina Dilarang Memasuki Yerusalem

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Nah Lho, Sinterklas Palestina Dilarang Memasuki Yerusalem

Pantau.com - Penganut Kristiani Palestina yang mengenakan pakaian Sinterklas Natal dilarang memasuki Yerusalem oleh pasukan kemanan Israel. Umat Kristiani Palestina dari Tepi Barat Sungai Jordan harus memilki izin khusus dari pemerintah Yahudi.

Banyak pemeluk agama Kristen sekarang hidup di permukiman pedalaman yang putus komunikasi setelah dinding pemisah Israel berdiri tegak. 

Beberapa "Sinterklas" Palestina merayakan Natal di Kota Bethlehem, yang berada sekitar 10 kilometer di sebelah selatan Yerusalem dan dipandang sebagai tempat bersejarah kelahiran Yesus.

Sebagian dari mereka membawa spanduk, yang bertuliskan, "Kami ingin Palestina yang bebas buat Natal," dan "Kami ingin Palestina tanpa permukiman Yahudi."

Baca juga: Ini yang Akan Disampaikan Ratu Elizabeth II dalam Pidato Malam Natal

Sementara itu, para pejabat Palestina di Ramallah, Tepi Barat, mengatakan mereka telah mengizinkan 650 orang Kristiani Palestina dari Jalur Gaza, yang diblokade Israel, untuk memasuki Tepi Barat untuk merayakan Natal.

Menurut laporan dari badan statistik resmi Palestina, lebih dari 46.000 orang Kristiani Palestina tinggal di Tepi Barat, demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu, yang dikutip dari Antara, Rabu (26/12/2018). Jumlah tersebut merupakan dua persen dari seluruh penduduk Palestina. Ketika Palestina berada di bawah Dinasti Usmaniyah (Ottoman Turki) pada 1914, jumlah mereka mencapai lebih dari 10 persen.

Sementara itu, sebanyak 3.000 orang Kristiani Palestina diperkirakan tinggal di Jalur Gaza. Setelah Israel berdiri pada 1948, kebanyakan orang Kristiani Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi.

Saat ini, sebanyak 500.000 orang Kristiani Palestina tinggal di berbagai permukiman yang tersebar di seluruh dunia.

Militer Israel telah membangun pos pemeriksaan di sepanjang tembok itu, yang di beberapa daerah mencapai ketinggian delapan meter.

Penulis :
Widji Ananta