Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Trump Klaim Gencatan Senjata dengan Israel: Konflik Timur Tengah di Ambang Perang Regiona

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Trump Klaim Gencatan Senjata dengan Israel: Konflik Timur Tengah di Ambang Perang Regiona
Foto: Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Trump Klaim Gencatan Senjata dengan Israel: Konflik Timur Tengah di Ambang Perang Regional(Sumber: Mohammadjavad Alikhani via Wikimedia Commons)

Pantau - Iran melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar pada Senin malam waktu setempat, sebagai balasan atas serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir di Isfahan, Natanz, dan Fordow.

Serangan tersebut menandai babak baru dalam eskalasi konflik antara Iran dan Israel, yang kini melibatkan wilayah ketiga.

Pemerintah Qatar secara resmi mengecam pelanggaran kedaulatan negaranya oleh Iran.

Serangan Simbolik atau Langkah Strategis?

Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberikan respons lebih keras jika Iran membalas serangan terhadap fasilitas nuklirnya.

Namun, tak lama setelah rudal Iran menghantam pangkalan di Qatar, Trump mengklaim bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata.

Jika benar, maka serangan ke Qatar bisa ditafsirkan sebagai langkah simbolik oleh Iran untuk menunjukkan ketegasan, tanpa mendorong konflik ke eskalasi penuh.

Iran memilih menyerang pangkalan di Qatar karena hubungan bilateral yang relatif lebih baik dibanding negara lain seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.

Trump bahkan menyebut serangan tersebut sebagai “lemah”, memperkuat dugaan bahwa tujuannya adalah unjuk kekuatan terbatas.

Para analis melihat bahwa kedua pihak telah saling mengirim pesan melalui manuver militer masing-masing.

Ketegangan Regional Meluas, Kritik Terhadap AS Menguat

Serangan AS ke Iran menuai kritik dari dalam negeri, terutama dari Partai Demokrat yang menilai langkah tersebut dilakukan tanpa otorisasi dari parlemen.

Bagi Iran, serangan ke fasilitas nuklir dianggap sebagai ancaman eksistensial terhadap kelangsungan rezim.

Dengan sejarah panjang sebagai target penggulingan rezim oleh AS dan Israel, Iran merasa tidak bisa menunjukkan kelemahan, agar tidak mengalami nasib serupa seperti Saddam Hussein di Irak atau Muammar Gaddafi di Libya.

Kebijakan militer AS ini juga menimbulkan kekhawatiran global.

Negara seperti Korea Utara bisa menafsirkan tindakan ini sebagai pembenaran untuk mempercepat program nuklir mereka.

Jika Korea Utara merasa terancam, maka negara-negara tetangganya seperti China dan Rusia — yang memiliki kepentingan keamanan regional — tidak akan tinggal diam.

China dan Rusia diperkirakan akan mencegah ekspansi militer AS lebih dekat ke wilayah pengaruh mereka.

Retorika Amerika Serikat tentang demokrasi dan pergantian rezim juga kembali dipertanyakan.

Di berbagai wilayah seperti Amerika Latin, Asia, hingga Timur Tengah, pergantian rezim paksa justru sering kali meninggalkan kekacauan yang lebih besar.

Ancaman Terhadap Pakistan dan Dominasi Nuklir Israel

Pakistan, meskipun secara resmi adalah sekutu AS, disebut merasa terancam dengan perkembangan terbaru.

Jika Iran berhasil dilemahkan, Israel dapat mengalihkan perhatiannya ke Pakistan untuk mempertahankan dominasi nuklir di kawasan.

Dukungan kuat dari AS memungkinkan Israel melakukan aksi militer dengan minim tekanan internasional.

Dalam situasi ini, Iran merasa harus membalas demi menunjukkan ketegasan baik kepada musuh di luar negeri maupun kepada rakyatnya sendiri.

Sebagian pihak juga melihat respons Iran sebagai bentuk penolakan terhadap dominasi standar ganda yang diterapkan oleh AS dan Israel di tatanan internasional.

Namun, jika AS menanggapi dengan serangan yang lebih besar, konflik ini berpotensi meluas menjadi perang regional bahkan global.

Harapan Gencatan Senjata Masih Terbuka

Meski situasi memanas, harapan untuk deeskalasi tetap ada.

Jika para pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump, memilih untuk tetap rasional, maka peluang perdamaian masih mungkin terwujud.

Pernyataan Trump tentang kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran, jika benar, bisa menjadi titik balik untuk menurunkan tensi yang berbahaya ini.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti