
Pantau - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tetap memandang diplomasi sebagai jalan efektif untuk menyelesaikan perbedaan, meski terus menghadapi serangan militer dari Israel dan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon di Khankendi, Azerbaijan, pada Jumat (4/7/2025), di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Ekonomi ke-17.
"Iran tetap menganggap negosiasi dan diplomasi sebagai solusi efektif untuk menyelesaikan perbedaan, asalkan pihak lain menunjukkan dalam praktik bahwa mereka berkomitmen pada solusi tersebut," ujar Pezeshkian.
Ia menyampaikan bahwa ketika Iran sedang berupaya menyelesaikan isu-isu melalui jalur negosiasi, termasuk dengan negara Barat dan Amerika Serikat, Israel justru memilih untuk melancarkan agresi militer terhadap wilayah Iran.
Serangan Militer dan Ketegangan Diplomatik Meningkat
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon mengecam serangan Israel terhadap Iran dan menyerukan agar semua pihak segera kembali ke meja perundingan.
Kedua pemimpin negara sepakat untuk mempercepat implementasi berbagai perjanjian kerja sama bilateral yang mencakup sektor ekonomi, perdagangan, dan budaya.
Serangan besar-besaran Israel ke wilayah Iran terjadi pada 13 Juni 2025 dan menyasar berbagai lokasi strategis, termasuk situs nuklir dan fasilitas militer.
Serangan tersebut menewaskan sejumlah komandan senior, ilmuwan nuklir, serta menyebabkan korban jiwa dari kalangan warga sipil.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel.
Ketegangan meningkat saat Amerika Serikat pada 22 Juni melakukan pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir Iran yang berada di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Iran kemudian membalas serangan itu dengan menyerang Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar.
Serangan dari Israel berlangsung hanya beberapa hari sebelum dijadwalkannya putaran keenam negosiasi tak langsung antara Iran dan AS mengenai program nuklir Teheran, yang seharusnya digelar pada 15 Juni di Muscat, Oman.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti