Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Lonjakan Konsumsi Energi Digital: CEO Rosneft Peringatkan Dampak Mata Uang Kripto dan AI terhadap Sektor Energi Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Lonjakan Konsumsi Energi Digital: CEO Rosneft Peringatkan Dampak Mata Uang Kripto dan AI terhadap Sektor Energi Global
Foto: Lonjakan Konsumsi Energi Digital: CEO Rosneft Peringatkan Dampak Mata Uang Kripto dan AI terhadap Sektor Energi Global(Sumber: ANTARA/Xinhua/Irina Motina)

Pantau - CEO Rosneft Igor Sechin menyatakan bahwa revolusi digital yang didorong oleh mata uang kripto, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan pusat pemrosesan data telah mengubah lanskap konsumsi energi global secara drastis.

Sechin memperingatkan bahwa inovasi digital saat ini mengonsumsi energi dalam skala yang setara dengan kebutuhan listrik sebuah negara.

Mata uang kripto, yang berkembang pesat dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, kini menjadi industri independen dengan konsumsi energi setara dengan ekonomi nasional.

Diperkirakan, pada tahun 2030 konsumsi listrik dari industri mata uang kripto dapat mencapai 1.000 terawatt-jam—setara dengan konsumsi listrik Jepang saat ini.

Rusia telah merespons tren ini dengan mengesahkan undang-undang terkait penambangan mata uang digital pada tahun sebelumnya.

UU tersebut memperbolehkan badan hukum, pengusaha perorangan, dan warga negara untuk melakukan aktivitas penambangan kripto, dengan syarat tertentu.

Badan hukum dan pengusaha perorangan wajib terdaftar di Layanan Pajak Federal, sementara warga negara bisa menambang jika konsumsi energinya tidak melebihi batas yang ditentukan.

AI dan Pusat Data Tingkatkan Permintaan Energi Global

Sechin juga menyoroti bahwa teknologi AI dan penggunaan big data memang meningkatkan produktivitas, namun sekaligus mendorong kebutuhan energi dan investasi besar untuk infrastruktur dan sumber daya manusia.

Menurut data dari International Energy Agency (IEA), pusat data berbasis AI sangat boros energi.

Satu pusat data berkapasitas 100 megawatt mengonsumsi listrik setara dengan 100.000 rumah tangga.

Permintaan terhadap pusat data diperkirakan akan melonjak tajam dalam beberapa tahun ke depan dan akan melampaui sektor industri berat maupun sistem pemanas rumah tangga dalam konsumsi listrik global.

Selama 15 tahun terakhir, konsumsi listrik global meningkat jauh lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya.

Proyeksi menyebutkan bahwa dalam 25 tahun ke depan, pembangkitan listrik global hampir akan berlipat dua.

Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan menyumbang hingga 60 persen dari peningkatan tersebut.

Sechin menegaskan bahwa lonjakan konsumsi energi ini akan ditopang oleh campuran antara energi fosil dan energi terbarukan.

Ia juga menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi kini masuk ke sektor minyak dan gas dengan skala investasi dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penulis :
Aditya Yohan