
Pantau - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyoroti insiden antara militer Kamboja dan Thailand dalam sambutannya saat membuka Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58 di Kuala Lumpur Convention Center, Rabu, 9 Juli 2025.
Ia menegaskan bahwa insiden seperti itu merupakan hal wajar dalam dinamika hubungan antarnegara ASEAN, selama disikapi dengan dialog dan saling menghormati.
ASEAN Harus Tetap Menjadi Jangkar Dialog Kawasan
PM Anwar menyatakan bahwa hubungan antaranggota ASEAN tidak diukur dari ketiadaan ketegangan, melainkan dari komitmen untuk mengelola perbedaan dengan dialog berkelanjutan dan pencarian konsensus.
"Seluruh pemimpin ASEAN memperhatikan insiden ini secara serius, dan saat kejadian, tidak ada hambatan untuk langsung menghubungi kedua kolega ASEAN guna menyapa dan meredakan ketegangan," ungkapnya dalam pidato pembukaan.
Ia menekankan bahwa sentralitas ASEAN harus tetap dijaga dan menjadi panduan dalam merespons dinamika kawasan.
Menurutnya, kekuatan ASEAN terletak pada kemampuannya untuk menjadi jangkar utama dialog di kawasan.
Ia juga menambahkan bahwa mitra eksternal harus terus melihat nilai dalam berinteraksi dengan ASEAN melalui lembaga-lembaga yang terus diperkuat dan diperbarui.
Menlu RI Sugiono Hadir dalam Rangkaian Pertemuan ASEAN
Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN ke-58 secara resmi dibuka oleh PM Anwar dan dilanjutkan dengan sesi tertutup antara para menteri luar negeri negara anggota.
Rangkaian kegiatan juga mencakup penandatanganan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC).
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono hadir langsung dalam seluruh rangkaian acara yang berlangsung dari 8 hingga 11 Juli 2025 di Kuala Lumpur.
Sehari sebelumnya, Selasa (8/7), Menlu Sugiono telah mengikuti dua pertemuan penting, yakni dialog dengan Komisi Antarpemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia (AICHR), serta pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf