Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Liga Arab Kecam Rencana Israel Bangun "Kota Kemanusiaan" di Gaza, Sebut Upaya Pembersihan Etnis

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Liga Arab Kecam Rencana Israel Bangun "Kota Kemanusiaan" di Gaza, Sebut Upaya Pembersihan Etnis
Foto: (Sumber: Sidang negara-negara anggota Liga Arab guna membahas kondisi di Palestina. ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Liga Arab mengeluarkan kecaman keras terhadap rencana terbaru Israel yang berencana membangun sebuah "kota kemanusiaan" di wilayah selatan Jalur Gaza, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan peradaban.

Tuduhan Pembersihan Etnis dan Kemunduran Etika

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Selasa, 15 Juli 2025, Liga Arab menyebut bahwa rencana tersebut mencerminkan "kemunduran etika dari okupasi" dan merupakan bagian dari niat Israel untuk melanjutkan kebijakan "pembersihan etnis" terhadap warga Palestina.

"Rencana itu bertentangan dengan nilai-nilai peradaban maupun prinsip kemanusiaan," tulis pernyataan Liga Arab.

Organisasi pan-Arab itu juga menuduh rencana Israel sebagai langkah awal menuju pendudukan kembali Jalur Gaza dan pembangunan permukiman baru di atas wilayah yang telah hancur akibat konflik.

Seruan Gencatan Senjata dan Penolakan Internasional

Liga Arab menyerukan kepada komunitas internasional untuk menolak "rencana-rencana yang tidak manusiawi" tersebut dan mendesak agar gencatan senjata segera tercapai demi melindungi warga sipil Palestina.

Organisasi tersebut menegaskan bahwa upaya isolasi warga Palestina dalam satu wilayah tertutup bukanlah solusi kemanusiaan, melainkan bentuk baru dari pengusiran paksa.

Israel Rancang Kota Baru di Atas Puing-Puing Rafah

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan bahwa ia telah menginstruksikan militer Israel (IDF) dan kementeriannya untuk menyusun rencana pembangunan "kota kemanusiaan" di atas wilayah Rafah yang telah hancur akibat agresi militer.

Katz menyebut bahwa sekitar 600.000 warga Palestina yang saat ini berada di al-Mawasi akan dipindahkan ke kota baru di Rafah dalam waktu 60 hari setelah tercapai kesepakatan gencatan senjata.

Populasi sipil Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa disebut akan direlokasi secara bertahap ke kota tersebut, yang akan dibangun kembali sebagai area pemukiman terpusat di bagian selatan Jalur Gaza.

Penulis :
Aditya Yohan