
Pantau - Otoritas Palestina mengutuk keras serangan militer Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Gaza City pada Kamis, 17 Juli 2025, yang menyebabkan dua orang tewas dan belasan lainnya luka-luka.
Melalui pernyataan resmi, Otoritas Palestina mendesak para pemimpin gereja di seluruh dunia untuk turut bersuara dan mengecam tindakan yang dinilai sebagai serangan terhadap simbol keagamaan dan umat Kristen.
Komite Tinggi Kepresidenan untuk urusan Gereja Palestina menyebut insiden ini sebagai bentuk eskalasi berbahaya dari pola serangan terang-terangan terhadap tempat ibadah Kristen.
Serangan Disebut Langgar Nilai Kemanusiaan dan Hukum Internasional
Komite menegaskan bahwa serangan ke Gereja Keluarga Kudus merupakan "indikasi jelas dari kebijakan penodaan secara sistematis terhadap warga sipil dan rumah ibadah yang melanggar hukum internasional, kesucian agama, atau nilai-nilai dasar kemanusiaan", ungkap pernyataan mereka.
Akibat serangan tersebut, dua warga Gaza meninggal dunia, yaitu Saed Salemeh dan Fumiya Ahmad, yang diketahui merupakan saudara dari Dr. Maher Ayyad, anggota sekaligus perwakilan komite di Gaza.
Selain korban jiwa, 13 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk Pendeta Paroki Gabriel Romanelli, seorang balita berusia 3 tahun, dan seorang penyandang disabilitas.
Bangunan gereja serta fasilitas di sekitarnya mengalami kerusakan parah akibat serangan tersebut.
Pemukim Yahudi Diduga Lakukan Kekerasan di Taybeh
Komite juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi di kota Kristen Taybeh, wilayah timur Ramallah, dalam beberapa hari terakhir.
Pemukim tersebut dilaporkan telah menyerbu Gereja St. George dan pemakaman Kristen serta melakukan intimidasi terhadap warga lokal.
Dalam pernyataan resminya, Komite menyerukan kepada para pemimpin gereja dan pemuka agama Kristen global untuk mengecam secara terbuka aksi-aksi kekerasan ini dan menuntut pertanggungjawaban Israel atas serangan berulang terhadap gereja dan umat Kristen.
Komite menegaskan bahwa "diam tak lagi bisa diterima dan doa-doa tak cukup jika tanpa tindakan yang tegas dan berdasar."
Komite Palestina juga meminta gereja-gereja di seluruh dunia untuk menegaskan kembali nilai-nilai yang mereka anut, terutama di tengah situasi yang dinilai sebagai upaya sistematis untuk menghapus keberadaan dan sejarah umat Kristen di Palestina.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf