
Pantau - Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengecam keras ancaman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait rencana pemberlakuan tarif 50 persen atas seluruh impor dari Brasil.
Dalam pidatonya di hadapan pemuda di Goiania, Brasil Tengah, Kamis (17 Juli), Lula menyatakan bahwa Brasil akan mempertahankan kedaulatannya dan menolak intervensi asing dalam urusan domestik.
"Tidak ada orang asing yang bisa memberi perintah kepada presiden ini", ungkapnya, seraya menyebut sikap Trump sebagai bentuk "keangkuhan imperialistis".
Lula juga menyinggung insiden penyerbuan Gedung Capitol AS pada Januari 2021, menyindir Trump yang dinilainya telah mencoba merusak demokrasi Amerika.
"Jika Trump tinggal di Brasil dan mencoba melakukan di Brasil apa yang dia lakukan di Capitol, dia pasti akan diadili dan bisa dipenjara", ujarnya.
Hubungan Diplomatik dan Perdagangan Jadi Sorotan
Presiden Brasil itu mengingatkan bahwa hubungan diplomatik antara Brasil dan AS telah berlangsung selama 201 tahun dan seharusnya dilandasi saling menghormati, bukan tekanan sepihak.
Dalam konteks perdagangan, Lula menyinggung defisit neraca perdagangan Brasil selama 15 tahun terakhir yang mencapai 410 miliar dolar AS.
Ia menolak keras isi surat dari Trump yang menuntut pembebasan mantan Presiden Jair Bolsonaro dengan ancaman tarif.
"Kami tidak menerima jika presiden mengirim email yang menyatakan bahwa jika kami tidak membebaskan (mantan Presiden Jair) Bolsonaro, maka tarif 50 persen akan diberlakukan", tegasnya.
Lula juga menyatakan bahwa Brasil akan merespons secara demokratis.
"Kami akan merespons sebagai negara demokratis: kami tidak menerima siapa pun ikut campur dalam urusan dalam negeri kami", ia menambahkan.
Surat Trump Picu Ketegangan Diplomatik
Krisis diplomatik ini bermula dari surat Trump tertanggal 9 Juli, di mana ia mengumumkan pemberlakuan tarif atas seluruh impor dari Brasil.
Dalam surat tersebut, Trump menuduh Brasil memperlakukan Bolsonaro secara tidak adil dan menyebut persidangan pengkhianatan terhadapnya sebagai "perburuan penyihir".
Trump juga menuding Brasil melakukan ketidakadilan perdagangan terhadap Amerika Serikat, dan menautkan kasus Bolsonaro sebagai bagian dari isu tersebut.
Trump bahkan mengirim surat pribadi kepada Bolsonaro untuk menyatakan dukungannya dan mendesak agar proses hukum terhadapnya segera dihentikan.
Ia juga mengecam keras apa yang disebutnya sebagai "rezim sensor yang konyol" di Brasil.
Meski begitu, Lula tetap membuka peluang negosiasi dan menekankan pentingnya dialog.
"Kami tetap terbuka untuk negosiasi. Kami tahu bahwa tidak ada yang menang dalam perang dagang", pungkasnya.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Leon Weldrick