
Pantau - Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menyatakan siap membebaskan seluruh sandera Israel di Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang mencakup penghentian penuh konflik dan penarikan total pasukan Israel dari wilayah tersebut.
Hamas Tegaskan Tawaran Sudah Diajukan Berulang Kali
Dalam pernyataan resmi yang disiarkan televisi pada Jumat, 18 Juli 2025, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida, mengatakan bahwa tawaran tersebut telah beberapa kali diajukan selama beberapa bulan terakhir, namun terus ditolak oleh pemerintah Israel.
Ia menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata sebelumnya dan tetap melanjutkan operasi militer di Gaza dalam empat bulan terakhir.
"Proposal kami telah berulang kali disampaikan, namun Israel bersikukuh menolak dan terus melanjutkan agresinya," ungkap Abu Obeida.
Ia menyatakan Hamas siap menghadapi “konfrontasi berlarut-larut” dengan fokus menimbulkan kerugian besar bagi pasukan Israel dan melakukan serangan berdampak.
Menurutnya, upaya penculikan terhadap tentara Israel telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir sebagai bagian dari strategi perlawanan.
Peringatan Hamas dan Seruan ke Negara-Negara Muslim
Abu Obeida memperingatkan bahwa jika negosiasi saat ini gagal, Hamas kemungkinan tidak akan lagi mengajukan tawaran pertukaran sandera parsial.
Ia juga mengkritik sikap diam sejumlah pemerintah Arab dan Islam atas krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza.
“Para pemimpin dan cendekiawan Muslim harus memikul tanggung jawab atas penderitaan rakyat Gaza,” tegasnya.
Sejak Israel melanjutkan kampanye militernya pada 18 Maret 2025, sedikitnya 7.843 warga Palestina tewas dan 27.933 lainnya terluka.
Total korban jiwa di Gaza sejak meletusnya konflik pada Oktober 2023 mencapai lebih dari 58.660 orang, dan lebih dari 139.970 lainnya mengalami luka-luka, berdasarkan data dari otoritas kesehatan di Gaza.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti