Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Iran dan Trio Eropa Akan Gelar Perundingan Nuklir Pekan Depan, Ketegangan Usai Serangan Israel Jadi Sorotan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Iran dan Trio Eropa Akan Gelar Perundingan Nuklir Pekan Depan, Ketegangan Usai Serangan Israel Jadi Sorotan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Fasilitas nuklir Iran. (ANTARA/Anadolu/py/am.))

Pantau - Inggris, Prancis, dan Jerman sepakat melanjutkan perundingan nuklir dengan Iran pada pekan depan, menurut laporan media pemerintah Iran, Press TV, pada Minggu, 20 Juli 2025.

Perundingan Pasca Ketegangan Militer

Waktu dan tempat perundingan belum ditentukan, namun keputusan ini diambil setelah pertemuan para Menteri Luar Negeri dari ketiga negara Eropa dan Uni Eropa pada Kamis, 17 Juli 2025.

Dalam pertemuan tersebut, para menteri menekankan pentingnya kembali ke jalur diplomasi dan memperingatkan bahwa jika tidak tercapai kesepakatan, mereka siap mendorong mekanisme snapback dari PBB, yakni pengembalian sanksi internasional terhadap Iran.

Sebelumnya, perundingan antara Iran dan Amerika Serikat yang difasilitasi Oman terganggu oleh serangan mendadak Israel pada 13 Juni 2025.

Serangan itu memicu perang selama 12 hari dan menyebabkan tewasnya sejumlah pejabat militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran.

Dua hari sebelum putaran keenam negosiasi dijadwalkan digelar di Muscat, serangan tersebut membuat proses diplomasi tertunda.

AS juga dilaporkan menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran dan mengklaim telah menghancurkannya.

Gencatan senjata baru diberlakukan pada 24 Juni.

Iran Kritik Kebijakan Tekanan Barat

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa program nuklir Iran bertujuan damai dan menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang terlebih dahulu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 (Joint Comprehensive Plan of Action).

Ia menyatakan bahwa Iran hanya akan bernegosiasi jika kesepakatan yang ditawarkan bersifat adil, seimbang, dan saling menguntungkan.

"Jika Uni Eropa dan trio Eropa ingin berperan, mereka harus bertindak secara bertanggung jawab," ujarnya.

Araghchi juga menolak ancaman sanksi dan tekanan sebagai dasar negosiasi.

Ia menyebut mekanisme snapback sebagai kebijakan yang tidak memiliki dasar moral dan hukum.

Sementara itu, baik AS maupun negara-negara Eropa tetap menegaskan bahwa Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir.

Penulis :
Ahmad Yusuf