Saat AS Terima Ancaman Soal Tragedi 9/11 dari The Dark Overloud, Peretas Terkenal Netflix

Pantau.com - Kelompok peretas The Dark Overlord mengancam akan membocorkan ribuan dokumen "rahasia" yang dicuri dari perusahaan asuransi dan lembaga pemerintah yang mereka klaim mengungkapkan kebenaran tentang tragedi serangan WTC 9/11.

Melansir RT, Rabu (2/1/2019), kelompok itu pun meminta tebusan kepada pemerintah AS. The Dark Overlord, kelompok profesional yang dikenal karena peretasan Netflix, klinik operasi plastik, dan target sensitif lainnya, memposting sebuah tautan ke arsip dokumen terenkripsi 10GB yang berkaitan dengan litigasi 9/11.

Baca juga: Survei: Sejak Tragedi 9/11, AS Telah Habiskan 5,9 Triliun Dolar untuk Perang

Mereka mengatakan, dokumen itu menceritakan sebuah kisah yang sebenarnya terjadi pada salah satu tanggal paling terkenal dalam sejarah kelam serangan teror di AS itu.

"Kami akan memberikan banyak jawaban tentang 9/11 konspirasi melalui kebocoran 18.000 dokumen rahasia kami," kata The Dark Overlord.

"Bukan hanya litigasi asuransi yang kami miliki, tetapi juga RAHASIA, KLASIFIKASI, dan dokumen RAHASIA dari FAA, FBI, TSA, USDOJ, dan lainnya."

Mereka mengklaim telah meretas dokumen tidak hanya dari perusahaan asuransi global besar seperti Lloyds of London dan Hiscox, tetapi juga Silverstein Properties, yang memiliki kompleks World Trade Center, dan berbagai lembaga pemerintah.

Baca juga: Wow, CIA Gunakan Serum Kebenaran untuk Narapidana Teror WTC 9/11

Materi yang seharusnya mencakup dokumen rahasia pemerintah yang dimaksudkan untuk dihancurkan tetapi malah disimpan oleh firma hukum, yang diduga mengungkapkan kebenaran tentang salah satu insiden yang paling dikenal itu.

"Siapa pun yang khawatir, informasi bisa dihapus jika membayar dengan tebusan berupa bitcoin. Kalau tidak, kami akan mengubur Anda dengan dokumen ini," kata peretas tersebut. 

The Dark OverloudKelompok muncul pada tahun 2016 dengan melakukan peretasan di pusat-pusat medis, mengiklankan data sensitif untuk dijual di web gelap untuk memaksa korban membayar untuk penghapusannya. Dan yang paling terkenal, ketika mereka membocorkan seluruh data Netflix's Orange.