HOME  ⁄  Internasional

Revolusi 60 Tahun Kuba, Bom Waktu untuk Seorang Donald Trump

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Revolusi 60 Tahun Kuba, Bom Waktu untuk Seorang Donald Trump

Pantau.com - Kuba, yang sejak lama menjadi sumber inspirasi bagi pemerintah sayap kiri Amerika Latin, merayakan peringatan 60 tahun revolusi mereka di tengah peningkatan isolasi di negara tersebut. 

Peringatan simbolis dilakukan di kota tenggara pulau Santiago de Cuba, yang disebut tempat lahir revolusi.

Melansir AFP, banyak dukungan dari pemerintahan yang memiliki ideologi kiri di Amerika. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Venzuela Nicolas Maduro. "Orang-orang Kuba yang heroik. Perlawanan dan martabat mereka dalam menghadapi 60 tahun pengorbanan, perjuangan, dan blokade," katanya.

Baca juga: Tok-tok, Pemerintah Kuba Batalkan RUU Pernikahan Sesama Jenis

Evo Morales dari Bolivia, mengatakan revolusi Kuba melahirkan cahaya harapan dan kemauan yang tak terkalahkan untuk pembebasan rakyat.

Mantan presiden Raul Castro dijadwalkan untuk memberikan pidato utama di makam pahlawan nasional Jose Marti dan Fidel Castro.

Untuk pertama kalinya sejak 1976, presiden Kuba bukanlah seorang Castro. Miguel Diaz-Canel (58) mengambil alih pada bulan April sebagai presiden dari Raul Castro, yang mempertahankan pengaruh signifikan.

"Orang-orang pemberani dan mulia Kuba akan merasa terhormat, dengan Fidel, Raul dan semua orang yang telah berjuang, dan berjuang, untuk menjaga tanah air bebas, berdaulat, dan bahagia," kaya Diaz-Canel.

"Revolusi Kuba tidak terkalahkan, ia tumbuh, itu bertahan."

Baca juga: Pantau Story: Saat HP (Sudah) Bisa Diajak 'Berselancar' di Kuba

Jalan-jalan Santiago dihiasi dengan bendera dan poster. Dalam poster itu terdapat Fidel yang giat mengangkat senapan di sebelah Raul, dengan legenda 60 tahun kemenangan revolusi.

Di luar negeri, pemerintah Kuba menghadapi kritik keras karena sifatnya yang otoriter, tidak toleran terhadap oposisi. Vladimiro Roca dipenjara dari tahun 1997 hingga 2002 karena protesnya.

Dan sementara hubungan AS-Kuba mencair di bawah Barack Obama, pulau di Karibia yang berpenduduk 11 juta orang harus bersaing dengan pemerintahan yang semakin bermusuhan di bawah Presiden Donald Trump selama dua tahun terakhir.

Penulis :
Widji Ananta