Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Trump Umumkan Rencana Kenaikan Tarif Produk Farmasi hingga 250 Persen, Sasar China dan Rusia

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Trump Umumkan Rencana Kenaikan Tarif Produk Farmasi hingga 250 Persen, Sasar China dan Rusia
Foto: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump suber: Xinhua/Hu Yousong)

Pantau - Amerika Serikat berencana mengenakan tarif baru pada produk farmasi sebagai langkah awal sebelum meningkat tajam hingga 250 persen dalam satu setengah tahun mendatang, disampaikan Presiden Donald Trump dalam wawancara televisi pada Selasa.

Tarif Tinggi untuk Lindungi Industri Domestik

Trump mengatakan kepada CNBC bahwa penerapan tarif ini bertujuan melindungi industri farmasi Amerika.

“Dalam satu tahun, paling lambat satu setengah tahun, tarifnya akan naik menjadi 150 persen, lalu menjadi 250 persen, karena kami ingin produk farmasi diproduksi di negara kami sendiri,” ungkapnya.

Namun, Trump tidak menyebutkan besaran tarif awal yang akan diberlakukan.

Sekitar sebulan lalu, dalam rapat kabinet, Trump sempat menyebut produk farmasi bisa dikenai tarif “sangat tinggi, sekitar 200 persen.”

Jika terealisasi, tarif 250 persen akan menjadi yang tertinggi di antara seluruh kebijakan tarif baru selama masa jabatan keduanya.

Sejak musim semi 2025, Departemen Perdagangan AS telah menyelidiki perlunya tarif farmasi dan semikonduktor dengan alasan keamanan nasional.

Selain sektor farmasi, Trump juga menyatakan akan mengumumkan tarif baru untuk produk semikonduktor dalam “sekitar sepekan ke depan” tanpa menjelaskan rinciannya.

Ia menegaskan bahwa sektor otomotif, baja, aluminium, dan tembaga juga tetap akan mendapat perlindungan lewat tarif sektoral tinggi.

Hubungan Dagang dengan China dan Tekanan terhadap Rusia

Dalam wawancara telepon berdurasi 40 menit dengan CNBC, Trump menyinggung hubungan dagang dengan China.

“Mungkin, saya akan bertemu (delegasi China) sebelum akhir tahun, jika kami berhasil mencapai kesepakatan. Jika tidak ada kesepakatan, saya tidak akan mengadakan pertemuan,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Apa gunanya bertemu jika tidak ada kesepakatan? Tapi kami sudah sangat dekat dengan kesepakatan. Hubungan kami dengan China saat ini cukup baik.”

Pernyataan itu muncul menjelang penerapan tarif “resiprokal” berdasarkan negara asal, berkisar 10 persen hingga 41 persen, yang mulai berlaku Kamis mendatang sesuai keputusan Gedung Putih atau melalui perjanjian dagang.

Pada hari yang sama, Trump juga menyebut dirinya akan memutuskan pada Rabu apakah akan menjatuhkan tarif tambahan kepada negara-negara yang masih membeli energi dari Rusia.

“Kami ada (jadwal) pertemuan dengan Rusia besok. Kita lihat saja nanti. Keputusan akan diambil saat itu juga,” ujarnya.

Pada pertengahan Juli, Trump sempat menegaskan Rusia dapat dikenai tarif “berat”, hingga 100 persen, jika tidak segera menghentikan perang di Ukraina.

Trump juga memperingatkan potensi tarif sekunder terhadap negara-negara yang tetap membeli minyak dan produk lain dari Rusia.

Dalam beberapa hari terakhir, India turut menjadi sasaran dengan ancaman tarif 25 persen atas barang impornya, setelah Trump menuduh negara tersebut masih membeli dan menjual kembali minyak Rusia.

Penulis :
Leon Weldrick