
Pantau - Otoritas dalam negeri Gaza menyerukan penghentian penerjunan bantuan kemanusiaan melalui udara karena dinilai menyebabkan korban jiwa dan memperparah situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Penerjunan Bantuan Picu Kekacauan dan Korban Jiwa
Kementerian Dalam Negeri Gaza menyatakan bahwa metode penerjunan bantuan justru memperburuk kondisi warga sipil di tengah kelangkaan pangan yang akut.
“Menerjunkan bantuan kemanusiaan menyebabkan peningkatan korban jiwa di kalangan masyarakat akibat berdesak-desakan saat saling berebut bantuan. Di beberapa kasus, bahkan ada korban tewas,” ungkap kementerian tersebut.
Lebih lanjut, mereka menambahkan bahwa kontainer bantuan sering kali mendarat di permukiman dan tenda pengungsian.
“Terlebih, kontainer bantuan yang diterjunkan kerap mendarat di bangunan tempat tinggal dan tenda pengungsian sehingga menimbulkan korban jiwa di kalangan wanita dan anak-anak,” tambah pernyataan resmi.
Otoritas Gaza menegaskan bahwa satu-satunya solusi nyata adalah dengan membuka semua titik perbatasan darat agar distribusi bantuan dapat dilakukan secara aman dan terkoordinasi.
“Satu-satunya cara untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini adalah dengan membuka semua titik perbatasan darat demi memastikan bantuan kemanusiaan dan pangan (melalui darat) mengalir tanpa halangan,” tegas pihak otoritas.
Krisis Malanutrisi dan Kontroversi Distribusi Bantuan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan pada 23 Juli 2025 mengungkapkan lonjakan angka kematian akibat malanutrisi di Gaza.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan bahwa 10 persen populasi Gaza kini terdampak malanutrisi akut.
Lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa juga mengalami malanutrisi parah.
Tedros memperingatkan bahwa situasi kelaparan akan terus memburuk jika akses kemanusiaan tetap dibatasi dan distribusi bantuan tidak dapat dijalankan secara aman.
Meski demikian, pada 26 Juli 2025, Israel kembali mengizinkan negara-negara asing untuk menjatuhkan bantuan melalui udara ke Gaza.
Penyaluran bantuan tersebut dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi yang didukung oleh Amerika Serikat, dengan fokus distribusi di wilayah selatan Gaza.
Namun, laporan media menyebutkan bahwa pasukan Israel tetap menembaki warga Palestina yang sedang mengantre bantuan makanan, sehingga menimbulkan kekhawatiran baru terhadap keselamatan warga sipil.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf