Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Singapura Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Jadi 1,5–2,5 Persen, Didorong Kinerja Kuat di Paruh Pertama

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Singapura Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Jadi 1,5–2,5 Persen, Didorong Kinerja Kuat di Paruh Pertama
Foto: (Sumber: Sebuah keluarga berang-berang berlapis halus liar terlihat di sebelah ikon pariwisata Singapura, Merlion, pada ulang tahunnya yang ke-50 di Merlion Park di Singapura, 5 September 2022. ANTARA/Xinhua/Then Chih Wey)

Pantau - Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura resmi menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut untuk tahun 2025 menjadi 1,5 persen hingga 2,5 persen, dari sebelumnya 0,0 persen hingga 2,0 persen.

Kinerja Ekonomi Semester Pertama Lebih Kuat dari Perkiraan

Revisi ini dilakukan menyusul pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari ekspektasi pada paruh pertama (H1) 2025.

Pada H1 2025, ekonomi Singapura tumbuh sebesar 4,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara itu, pada kuartal kedua (Q2) 2025, pertumbuhan tercatat sebesar 4,4 persen (yoy), naik dari 4,1 persen pada kuartal pertama (Q1).

Secara kuartalan dan disesuaikan secara musiman (quarter on quarter, seasonally adjusted), ekonomi tumbuh 1,4 persen, rebound dari kontraksi 0,5 persen di kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor-sektor utama seperti perdagangan grosir, manufaktur, keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan.

Percepatan pengiriman barang sebelum diberlakukannya tarif baru oleh Amerika Serikat menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya aktivitas perdagangan grosir dan logistik.

Risiko Global Masih Membayangi

Meski menunjukkan pemulihan yang solid, Kementerian memperingatkan bahwa risiko ekonomi global tetap condong ke arah penurunan.

Ketidakpastian global terutama dipengaruhi oleh arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang belum jelas.

Hal ini mencakup ketidakpastian waktu dan cakupan tarif sektoral terhadap produk farmasi dan semikonduktor.

Di sisi lain, sektor jasa makanan dan minuman di Singapura mengalami kontraksi akibat meningkatnya perjalanan ke luar negeri (outbound travel) oleh penduduk lokal.

Kementerian tetap waspada terhadap perkembangan global, namun optimistis prospek pertumbuhan 2025 dapat tetap positif di tengah dinamika perdagangan internasional.

Penulis :
Aditya Yohan