
Pantau - Pemerintah Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diperkirakan akan mengadakan putaran pembicaraan baru dalam waktu dekat, menurut keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei pada Senin, 18 Agustus 2025.
Konsultasi Iran-IAEA Pasca Serangan
Pada Selasa, 12 Agustus, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Internasional Kazem Gharibabadi menyampaikan bahwa Teheran dan IAEA sepakat melanjutkan konsultasi mengenai masalah nuklir Iran setelah pertemuan dengan Wakil Direktur IAEA Massimo Aparo.
"Tujuan dari kunjungan Wakil Direktur Jenderal IAEA ke Iran pekan lalu adalah untuk menyelesaikan format kerja sama antara Iran dan badan tersebut setelah serangan Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir damai Iran," ungkap Baghaei kepada wartawan.
Baghaei menjelaskan bahwa kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan rencana tindakan dalam situasi pascaserangan.
Dengan demikian, satu putaran negosiasi baru antara Iran dan IAEA kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.
Ketegangan Iran dengan AS dan Israel
Pada awal Agustus, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan Teheran dengan jelas menyatakan kesiapan melanjutkan konsultasi teknis dengan IAEA.
Grossi juga menegaskan IAEA bersikeras agar para inspektur dapat kembali ke situs nuklir Iran secepat mungkin.
Namun, Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada 2 Juli sempat memutuskan untuk menangguhkan kerja sama Iran dengan IAEA.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebutkan bahwa saluran kerja sama tetap terbuka, meski Teheran menegaskan kerja sama hanya dapat berlangsung jika ada jaminan perlindungan terhadap fasilitas nuklir dan para ilmuwan nuklirnya.
Penangguhan itu dilakukan karena Iran menilai IAEA lamban merespons serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir di Fordo, Isfahan, dan Natanz.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi militer ke Iran dengan menargetkan fasilitas nuklir, komandan militer, fisikawan nuklir terkemuka, dan pangkalan udara setelah menuduh Iran menjalankan program nuklir militer rahasia.
Iran menolak tuduhan tersebut dan dalam 12 hari setelahnya terjadi serangkaian serangan balasan antara Iran dan Israel.
Amerika Serikat turut serta dengan menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni, yang kemudian dibalas Teheran dengan serangan ke pangkalan udara AS Al Udeid di Qatar.
Iran menyatakan tidak berniat memperbesar konflik, dan sehari kemudian Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri “Perang 12 Hari.”
- Penulis :
- Leon Weldrick