
Pantau - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tidak akan pernah menggantikan peran manusia dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan.
"AI tidak akan pernah menggantikan manusia. AI akan meningkatkan pekerjaan kita", ujar Ferry Haris, pendiri dan CEO FeHa International Consulting B.V., dalam diskusi daring bertajuk "Memperkuat Masa Depan Riset Pasar: Bagaimana AI & Keamanan Siber Merevolusi Keputusan Berbasis Data" pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Ferry menjelaskan bahwa meskipun AI mampu mempercepat proses dan menghasilkan wawasan, tanggung jawab utama tetap berada pada manusia.
Aplikasi AI yang paling efektif, menurutnya, adalah aplikasi yang dilatih untuk tujuan tertentu dengan tetap melibatkan pengawasan manusia.
"Yang sering dilupakan orang adalah AI tidak bisa begitu saja dipercaya. Anda memasukkan data, menjalankan beberapa kode atau perintah, lalu mengandalkan hasilnya. Hasilnya harus ditinjau", ungkapnya.
AI Butuh Pengawasan Manusia dan Tanggung Jawab Data
Ferry menekankan bahwa AI dan manusia harus bekerja bersama, di mana manusia tetap berperan sebagai peninjau hasil dan pengambil keputusan akhir.
Ia merujuk pada Undang-Undang AI Uni Eropa yang mewajibkan pengawasan manusia untuk memastikan keakuratan hasil AI sebelum digunakan oleh pelanggan.
Dalam hal perlindungan data, Ferry menekankan pentingnya akuntabilitas yang berkelanjutan.
"Setelah Anda mengumpulkan data, Anda tetap bertanggung jawab untuk melindunginya — terlepas dari apakah negara Anda memiliki undang-undang perlindungan data atau tidak", jelasnya.
Sebastian Ateng, pendiri dan CEO Corrosa Lab, menyoroti pentingnya spesifisitas dalam riset pasar berbasis AI.
Menurut Sebastian, perusahaan riset perlu memberikan instruksi yang jelas dan memilih sumber data yang relevan, seperti ulasan pelanggan atau data penjualan kompetitor.
"Kami masih melakukan riset pasar, tetapi tanggung jawabnya bergeser — bukan lagi tentang melakukan pekerjaan manual, tetapi tentang mengarahkan dan mem-validasi prosesnya", tegas Sebastian.
Perlu Keseimbangan antara Teknologi dan Tanggung Jawab
Monique Patricia, pendiri dan CEO Business Indonesia Netherlands Association (BINA) B.V., juga hadir dalam diskusi tersebut.
Ia menegaskan bahwa keputusan bisnis di era digital tidak hanya ditentukan oleh teknologi semata.
"AI memungkinkan organisasi mengenali pola lebih cepat dan mengantisipasi tren lebih awal, sementara keamanan siber memastikan bahwa wawasan ini didasarkan pada integritas dan perlindungan", jelas Monique.
Menurutnya, keseimbangan antara AI dan keamanan siber mencerminkan pentingnya inovasi yang berpadu dengan tanggung jawab, ketahanan, dan kemajuan bersama.
Diskusi ini diikuti oleh sekitar 30 peserta dan diselenggarakan oleh BINA B.V. bekerja sama dengan FeHa International Consulting B.V. dan Corrosa Lab.
Kedua perusahaan tersebut didirikan oleh diaspora Indonesia yang bermukim di Belanda.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf