Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Presiden Komisi Eropa Kunjungi Perbatasan Rusia-Belarus, Evaluasi Program Pertahanan SAFE dan Strategi Readiness 2030

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Presiden Komisi Eropa Kunjungi Perbatasan Rusia-Belarus, Evaluasi Program Pertahanan SAFE dan Strategi Readiness 2030
Foto: (Sumber: Ilustrasi persenjataan tempur Eropa. /ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan mengunjungi tujuh negara anggota Uni Eropa yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Belarus pada Jumat, dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan program pinjaman pertahanan Security Action for Europe (SAFE).

Evaluasi Keamanan Perbatasan dan Dukungan UE

Von der Leyen mengumumkan rencana kunjungan tersebut saat memberikan keterangan kepada wartawan di Brussels, Kamis, 28 Agustus 2025.

"Besok saya akan mengunjungi tujuh negara anggota yang memperkuat dan melindungi perbatasan kita dengan Rusia dan Belarus," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk solidaritas penuh dari Uni Eropa kepada negara-negara perbatasan, sekaligus menyampaikan kemajuan dalam penguatan industri pertahanan Eropa melalui instrumen bersama bernama SAFE.

SAFE merupakan bagian dari strategi pertahanan baru yang dicanangkan Uni Eropa untuk meningkatkan kemampuan militer kolektif kawasan.

Strategi Readiness 2030 dan Mobilisasi Dana Raksasa

Sebelumnya, pada 28 Maret 2025, Komisi Eropa meluncurkan strategi pertahanan awal bertajuk ReArm Europe, yang kemudian diubah menjadi Readiness 2030 setelah mendapat penolakan dari sejumlah negara anggota.

Strategi Readiness 2030 menargetkan mobilisasi dana sekitar 800 miliar euro (setara Rp15.250 triliun) dalam empat tahun untuk memperkuat pertahanan Eropa.

Pada 27 Mei 2025, negara-negara anggota Uni Eropa menyetujui instrumen pinjaman aman guna mendukung strategi tersebut.

Instrumen ini dirancang untuk menghimpun 150 miliar euro dalam rangka meningkatkan produksi sistem senjata utama.

Sisa dana sebesar 650 miliar euro akan dikontribusikan oleh anggaran negara anggota Uni Eropa secara bertahap.

Komisi Eropa juga mengisyaratkan kemungkinan melonggarkan aturan disiplin fiskal bagi negara-negara anggota, termasuk toleransi terhadap pembengkakan defisit anggaran, demi mendukung ambisi militerisasi kawasan.

Penulis :
Aditya Yohan