
Pantau - Pemerintah Amerika Serikat membatalkan visa pejabat Palestina yang dijadwalkan hadir dalam Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, memicu reaksi keras dari sejumlah negara Eropa, termasuk Luksemburg.
Luksemburg Usul Sidang PBB Dipindahkan ke Jenewa
Menanggapi keputusan tersebut, Menteri Luar Negeri Luksemburg, Xavier Bettel, mengusulkan agar sidang istimewa Majelis Umum PBB digelar di Jenewa, Swiss, sebagai bentuk protes dan solidaritas terhadap Palestina.
"Kemarin, kami menerima informasi dari sumber kami bahwa otoritas AS tak akan menerbitkan visa untuk Palestina, perwakilan dari Otoritas Palestina ... untuk melakukan perjalanan ke New York demi menghadiri Majelis Umum PBB," ungkap Bettel.
Ia mempertanyakan langkah Amerika yang dinilai mencederai prinsip keadilan dan keterbukaan dalam forum multilateral.
"Karena itu, bagaimana jika kita berangkat ke Jenewa, bukannya New York, demi sebuah sidang istimewa Majelis Umum untuk mendengarkan pihak Palestina dan membahasnya?" tambahnya.
Bettel menegaskan bahwa Palestina tidak boleh dikesampingkan dari pembahasan internasional, terlebih dalam forum sebesar Majelis Umum PBB.
"Kita seharusnya bisa mendiskusikan semuanya bersama," tegasnya.
AS Cabut Visa PLO, Eropa Gagal Sepakat soal Sanksi Israel
Sebelumnya, pada Jumat, 29 Agustus 2025, Departemen Luar Negeri AS secara resmi mencabut visa yang dimiliki oleh anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan perwakilan Otoritas Palestina menjelang pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB.
Namun, AS menyatakan akan tetap memberikan keringanan khusus bagi perwakilan Palestina di PBB berdasarkan kesepakatan antara pemerintah AS dan PBB mengenai status Markas Besar PBB yang berada di New York.
Di sisi lain, Xavier Bettel juga menyampaikan kekecewaannya atas kegagalan Uni Eropa mencapai konsensus untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas memburuknya situasi di Jalur Gaza.
Ketegangan geopolitik terkait konflik Palestina-Israel terus memicu ketegangan diplomatik di forum internasional, sementara nasib partisipasi Palestina di Sidang PBB masih belum pasti.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf