Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Baerbock Resmi Buka Sidang Umum PBB ke-80, Soroti Krisis Global dan Relevansi Organisasi

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Baerbock Resmi Buka Sidang Umum PBB ke-80, Soroti Krisis Global dan Relevansi Organisasi
Foto: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato pada pembukaan sesi ke-80 di Markas Besar PBB di New York, 9 September 2025 (sumber: Xinhua/Xie E)

Pantau - Sesi ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) resmi dibuka oleh Annalena Baerbock, presiden baru Majelis Umum PBB, di markas besar PBB New York pada Selasa, 9 September 2025.

Tema Besar 80 Tahun PBB

Tema yang diangkat dalam sidang tahun ini adalah "Bersama Lebih Baik: 80 Tahun dan Seterusnya untuk Perdamaian, Pembangunan, dan Hak Asasi Manusia".

Dalam pidato pembukaannya, Baerbock menegaskan, "Sesi ke-80 Majelis Umum bukanlah sesi biasa."

Ia kemudian melanjutkan, "Delapan puluh tahun. Lebih lama dari rata-rata panjang umur manusia. Biasanya hal ini akan menjadi momen untuk dirayakan, namun apakah kita benar-benar berada dalam suasana untuk merayakannya?"

Baerbock menyoroti berbagai krisis dunia yang masih berlangsung, mulai dari orang tua di Gaza yang menyaksikan anak-anak mereka kelaparan, anak perempuan di Afghanistan yang dilarang bersekolah, hingga penduduk Kepulauan Pasifik yang menghadapi ancaman kenaikan permukaan laut.

Ia juga menyinggung fakta bahwa 808 juta orang masih hidup dalam kemiskinan ekstrem.

"Alih-alih merayakan, seseorang kemungkinan bertanya, di mana PBB, yang dibentuk untuk menyelamatkan kita dari neraka?" ucapnya.

Meski demikian, Baerbock menegaskan pentingnya PBB dalam menghadapi tantangan global.

"Ini merupakan momen untuk menunjukkan kepada delapan miliar orang alasan organisasi ini masih relevan," tegasnya.

Pesan Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pidatonya mengingatkan bahwa delapan dekade lalu para pendiri PBB di San Francisco membayangkan sebuah organisasi untuk mencegah perang dan mencari solusi bagi kemiskinan, kelaparan, penyakit, serta ketidaksetaraan.

Ia menekankan, "PBB menyediakan wadah. Piagam (PBB) menyediakan instrumennya."

Guterres menyebut Pakta untuk Masa Depan yang diadopsi pada September 2024 sebagai dorongan baru bagi sistem multilateral dan nilai dasar PBB.

Ia menegaskan bahwa Piagam PBB "tidak berlaku dengan sendirinya" karena menuntut negara-negara melampaui kepentingan nasional, membangun kembali kepercayaan, dan bekerja sama.

"Dan, hal itu memerlukan kesadaran bahwa, meski kita tidak dapat menyelesaikan semua persoalan di dunia di sini, kita dapat bersatu mendukung solusi yang pada akhirnya akan membawa umat manusia lebih dekat ke dunia yang lebih baik, lebih adil, lebih damai, dan setara bagi semua pihak," ujar Guterres.

Agenda Sidang Tingkat Tinggi

Pekan tingkat tinggi UNGA dijadwalkan berlangsung pada 22–30 September 2025 dengan menghadirkan para pemimpin dunia.

Agenda yang akan dibahas mencakup Debat Umum, Pertemuan Tingkat Tinggi memperingati 80 tahun berdirinya PBB, SDG Moment, Pertemuan 30 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita, Konferensi Tingkat Tinggi Iklim, serta Pertemuan Tingkat Tinggi Dialog Global tentang Tata Kelola AI.

Annalena Baerbock sendiri resmi dilantik sebagai presiden sesi ke-80 pada penutupan sesi ke-79 UNGA, Selasa pagi 9 September 2025.

Penulis :
Leon Weldrick