
Pantau - Jan Lambrechts, Founder & Global Managing Director Epitome Global, menekankan pentingnya adopsi kecerdasan buatan (AI) secara etis dan perombakan tenaga kerja yang adaptif sebagai kunci membangun ekonomi tangguh di masa depan.
Pesan tersebut disampaikan di hadapan lebih dari 1.500 peserta dari lebih 100 negara dalam 14th World Chambers Congress di Melbourne.
“AI tidak mengambil alih pekerjaan manusia. Sejumlah pekerjaan baru, seperti ahli teknik AI dan ahli instruksi AI justru bermunculan,” ujar Lambrechts dalam paparannya.
Kemitraan Global dan Tantangan Etika AI
Dalam kesempatan yang sama, Epitome Global meluncurkan kemitraan distribusi strategis bersama RGH Global guna memperluas solusi optimasi tenaga kerja ke wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.
Lambrechts menanggapi kekhawatiran terhadap dampak AI dengan menekankan pentingnya pelatihan ulang (retraining) sebagai upaya menjaga relevansi tenaga kerja.
“Kalau ingin berkembang, tenaga kerja harus menguasai keterampilan AI. Jika tidak, mereka akan ketinggalan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti sejumlah tantangan global dalam penggunaan AI, seperti keterlambatan adopsi teknologi, perlunya transformasi kamar dagang menjadi pusat kecerdasan tenaga kerja, dan ancaman terhadap kedaulatan data akibat ketergantungan pada platform asing.
Untuk itu, Lambrechts menyerukan adanya reformasi kebijakan yang menjamin bahwa kemajuan teknologi membawa manfaat langsung bagi pekerja, bukan menggantikannya.
“Ketika digunakan secara bertanggung jawab, AI justru memberikan lebih banyak kebebasan, kreativitas, dan makna dalam bekerja,” tambahnya.
Cetak Biru Menuju Inovasi yang Bertanggung Jawab
Paul Guerra, Chief Executive Kamar Dagang Victoria dan ketua kongres, menyebut visi Lambrechts sebagai “cetak biru penting” bagi kamar dagang dan industri di seluruh dunia.
Dalam rencananya menuju inovasi yang bertanggung jawab, Lambrechts memaparkan tiga strategi utama:
Siklus proof-of-concept cepat (30–90 hari) dengan mitra industri
Model pendapatan baru bagi kamar dagang melalui analisis ketenagakerjaan dan prakiraan keahlian kerja
Pembentukan gugus kerja AI di tingkat pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan teknologi
Ia juga menegaskan bahwa regulasi AI harus menjunjung prinsip etis, inklusif, dan berorientasi pada pemberdayaan manusia.
“Masa depan akan menjadi milik mereka yang mampu beradaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip ini,” tegas Lambrechts.
Kolaborasi Epitome dan RGH Global untuk AI yang Berdampak
RGH Global sebagai mitra distribusi strategis Epitome akan memanfaatkan jaringan globalnya untuk mendukung penyebaran solusi AI berbasis prinsip etis.
Justin Madgwick, Co-Founder & Global CEO RGH Global, menyampaikan bahwa, “Platform optimasi tenaga kerja RGH merupakan masa depan rekrutmen yang mendukung dan meningkatkan kemampuan manusia.”
“Bersama Epitome, kami menghadirkan solusi ini secara global dengan cara yang etis dan berbasis prinsip positif,” tambahnya.
Kolaborasi ini ditujukan untuk memperluas jangkauan platform AI yang terpercaya serta mendorong dampak ekonomi berkelanjutan melalui pendekatan manusiawi terhadap teknologi.
Tentang Epitome, Lambrechts, dan RGH
Jan Lambrechts memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun memimpin platform AI global dan dikenal sebagai pendorong transformasi organisasi melalui data ketenagakerjaan.
Justin Madgwick memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang rekrutmen dan optimasi ketenagakerjaan, serta memimpin ekspansi RGH Global di berbagai pasar.
Epitome Global merupakan penyedia solusi optimasi tenaga kerja berbasis AI, dengan layanan seperti pencarian kandidat, peningkatan keterlibatan karyawan, dan pengukuran kinerja melalui pendekatan psikometri, ilmu data, dan riset pasar.
Distribusi global solusi Epitome didukung oleh jaringan kemitraan RGH Global.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf