
Pantau.com - Pasca tragedi delapan ledakan di Sri Lanka, Presiden Maithripala Sirisena mengumumkan keadaan darurat nasional pada Senin dini hari waktu setempat, 22 April 2019.
Pasca serangan tersbut, polisi Sri Lanka telah menemukan sekitar 87 detonator bom di stasiun bus utama Kolombo. Selain itu, sebuah laporan mengatakan, paket mencurigakan juga telah ditemukan di dekat sebuah gereja di Kochchikade, seperti dilansir Sputnik, Senin (22/4/2019).
Lebih dari 1.000 personil tentara dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar wilayah Kolombo, ibu kota serta kota terbesar di Sri Lanka.
Baca juga: Terkuak! PM Sri Langka Akui Ada Peringatan Sebelum Ledakan di Kolombo
Sebelumnya, otoritas Sri Lanka mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk memberlakukan jam malam menyusul dengan keadaan negara pasca serangan mematikan pada Minggu Paskah, yang menewaskan hampir 300 orang di seluruh negeri, menurut media lokal.
Penjaga Keamanan di Pantai India juga telah meningkatkan keamanan dan aktif berpatroli di perairan selatan negara, menyusul dengan serangan teroris di Sri Lanka. Menurut pihak berwenang, penjaga keamanan di pantai tengah mencari pelaku serangan bom di Kolombo yang mencoba melarikan diri menembus teritori India melalui laut.
Baca juga: Ada Indikasi Serangan Susulan, Sri Lanka Berlakukan Jam Malam
Setidaknya 290 orang tewas dan ratusan terluka dalam delapan ledakan di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah, ledakan menghantam beberapa gereja dan Hotel di Kolombo dan kota lainnya.
Menteri Kesehatan Sri Lanka Rajitha Senaratne sebelumnya mengumumkan, serangkaian ledakan mematikan di seluruh negeri dilakukan oleh kelompok teroris lokal, Thowheed Jamath, yang menekankan bahwa serangan tersebut telah dilakukan dengan bantuan jaringan internasional.
- Penulis :
- Noor Pratiwi