
Pantau.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan pemerintahnya untuk menyewa perusahaan pelayaran swasta guna mengirim 69 kontainer sampah ke Kanada dan meninggalkannya di perairan teritorialnya.
"Filipina sebagai negara berdaulat yang merdeka tidak boleh diperlakukan sebagai sampah oleh negara asing lainnya," kata Juru Bicara kepresidenan Salvador Panelo kepada sebuah konferensi media, yang dilansir dari The Guardian, Kamis (23/5/2019).
Kanada mengatakan limbah, yang diekspor ke Filipina antara 2013 dan 2014, adalah transaksi komersial yang dilakukan tanpa persetujuan pemerintah.
Baca juga: Gara-gara Sampah, Filipina Ancam Perang dengan Kanada
Kanada sudah setuju untuk mengambil kembali sampah dan kedua negara sedang dalam proses mengatur transfer. Tetapi Kanada melewatkan tenggat waktu 15 Mei yang ditetapkan oleh Filipina.
“Jelas, Kanada tidak menganggap serius masalah ini atau negara kami. Rakyat Filipina sangat terhina tentang Kanada yang memperlakukan negara ini sebagai tempat pembuangan sampah," kata Panelo.
Pada hari Rabu, Kanada mengatakan telah menyewa perusahaan, Bollore Logistics Canada, untuk membawa limbah kembali ke Kanada secepat mungkin. "Pemindahan itu akan selesai pada akhir Juni, karena limbah tersebut harus dirawat dengan aman untuk memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan Kanada," kata pernyataan itu.
Filipina telah membuat beberapa protes diplomatik ke Kanada sejak pengadilan 2016 memutuskan bahwa sampah dikembalikan. Kiriman diberi label berisi plastik untuk didaur ulang di Filipina tetapi diisi dengan berbagai sampah termasuk popok, koran, dan botol air.
Baca juga: Ketika Kecoa Kiriman Oposisi Mendarat di Bahu Presiden Duterte
Menteri luar negeri Chrystia Freeland berbicara dengan mitranya dari Filipina, Teodoro Locsin, tentang pertengkaran sampah pekan lalu.
“Seperti yang saya sebutkan kepada menteri luar negeri mereka minggu lalu, kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Hari ini adalah langkah maju yang penting untuk mencapai hal itu," kata Freeland dalam pernyataannya.
Masalahnya bukan satu-satunya untuk mempererat hubungan antara kedua negara. Tahun lalu, Duterte memerintahkan militer untuk membatalkan kesepakatan 233 juta dolar untuk membeli 16 helikopter dari Kanada, setelah Ottawa menyatakan keprihatinan mereka dapat digunakan untuk memerangi pemberontak.
- Penulis :
- Widji Ananta