
Pantau.com - Pemerintah Iran mengkritisi penandatangan Uni Eropa terkait kesepakatan nuklir 2015 yang dinilai gagal menyelamatkan perjanjian tersebut setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan itu pada tahun lalu.
"Sejauh ini, kita belum melihat langkah praktis dan nyata dari Uni Eropa untuk menjamin kepentingan Iran. Teheran tidak akan membahas masalah apapun di luar kesepakatan nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi dalam siaran langsung di televisi, Senin (10/6/2019), dikutip Reuters.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutuk kesepakatan itu yang ditandatangani oleh pendahulunya Barack Obama, sebagai cacat karena tidak permanen dan tidak menutupi program rudal balistik Iran atau perannya dalam konflik di Timur Tengah.
Baca juga: Capai Kesepakatan dengan AS? Ini Jawaban Iran
Penandatanganan Eropa untuk kesepakatan Prancis, Inggris, dan Jerman, telah mencoba untuk menyelamatkan perjanjian, namun berbagi keprihatinan yang sama dengan AS atas pembangunan rudal balistik Iran dan kegiatan regional lainnya.
Menteri Luar Negeri Jerman yang tiba di Iran pada Minggu, 9 Mei 2019, adalah salah satu upaya Eropa untuk menjaga Pakta tersebut, dan meredakan ketegangan antara Teheran dan Washington.
"Uni Eropa tidak dalam posisi untuk mempertanyakan masalah Iran di luar kesepakatan nuklir," kata Mousavi.
Baca juga: Menlu Iran: Pasukan AS di Timteng Bahayakan Keamanan Internasional
- Penulis :
- Noor Pratiwi