Pantau.com - Ketegangan di kawasan Teluk memuncak setelah beberapa insiden yang melibatkan kapal tanker asing, termasuk penangkapan kapal berbendera Inggris oleh Iran Jumat lalu. Hal itu berawal dari penyitaan sebuah kapal Iran oleh Angkatan Laut Inggris di dekat Gibraltar.
AS dan beberapa negara Eropa kini berencana untuk berpatroli di daerah dekat Selat Hormuz.
Baca juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Dua Rudal Balistik di Pantai Timurnya
Melansir Sputnik, Jumat (26/7/2019), Iran meluncurkan rudal balistik jarak menengah yang terbang 1.000 km pada Rabu malam, waktu setempat. Koresponden CNN di Pentagon Barbara Starr mengatakan, setelah mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Menurutnya, meskipun itu adalah peluncuran uji coba Shabaab-3 yang tidak menimbulkan ancaman terhadap pengiriman atau pangkalan AS di kawasan itu, namun bisa dikatakan itu bagian rencana Iran mengukur akurasi rudal mereka.
Fox News juga melaporkan tentang uji coba rudal itu, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Mencatat bahwa peluru tersebut terbang dari utara ke selatan Iran.
Baca juga: Iran Bersumpah Amankan Selat Hormuz di Depan Eropa
Laporan tentang peluncuran uji coba datang di tengah eskalasi ketegangan antara Iran di satu sisi dan AS dan sekutunya di sisi lain setelah kapal Iran ditangkap oleh Gibraltar atas permintaan AS lantaran terlibat dalam pengiriman minyak ke Suriah karena melanggar sanksi UE.
Sebagai tanggapan, AS bersumpah untuk mengawal kapal-kapalnya dengan bantuan pasukan maritim dan udara di wilayah tersebut dan meminta sekutu-sekutunya untuk bergabung dan memastikan keamanan navigasi komersial bersama. Namun beberapa negara Eropa dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan misi terpisah, seperti yang disarankan Inggris sebelumnya.
- Penulis :
- Widji Ananta
